Abu al-Qasim al-Zahrawi: Bapak Bedah Modern dari Andalusia

Penemuannya di bidang medis masih jadi referensi hingga saat ini

Abu al-Qasim al-Zahrawi/image credit: pinterest
Abu al-Qasim al-Zahrawi/image credit: pinterest
banner 120x600
banner 468x60

BerandaPeristiwa,- Abu al-Qasim al-Zahrawi, dikenal di Barat sebagai Albucasis, adalah seorang dokter dan ahli bedah Muslim yang hidup pada abad ke-10.

Lahir sekitar tahun 936 di kota Madinat al-Zahra dekat Kordoba, Andalusia (sekarang Spanyol), al-Zahrawi dianggap sebagai salah satu tokoh paling penting dalam sejarah kedokteran.

banner 325x300

Karyanya yang monumental, “Al-Tasrif,” merupakan ensiklopedia medis yang menjadi rujukan utama di Eropa dan dunia Islam selama berabad-abad.

Abu al-Qasim al-Zahrawi lahir dan besar di lingkungan yang kaya akan ilmu pengetahuan dan budaya. Andalusia pada masa itu adalah pusat keilmuan dan kebudayaan di dunia Islam.

Ia menerima pendidikan kedokteran yang komprehensif di Kordoba, yang pada masa itu memiliki salah satu universitas dan rumah sakit terbaik di dunia.

Karya terbesar al-Zahrawi adalah “Al-Tasrif,” sebuah ensiklopedia medis yang terdiri dari 30 jilid. Karya ini mencakup berbagai aspek kedokteran, termasuk penyakit, obat-obatan, pembedahan, dan perawatan pasien.

Jilid terakhir, yang khusus membahas pembedahan, adalah yang paling terkenal dan berpengaruh. Di dalamnya, al-Zahrawi menjelaskan berbagai teknik pembedahan dengan ilustrasi alat-alat bedah yang sangat detail.

Al-Zahrawi dikenal sebagai inovator dalam bidang bedah. Beberapa penemuannya yang penting meliputi:

1. Penggunaan jahitan dengan usus kucing (Catgut Sutures): Al-Zahrawi adalah orang pertama yang mendokumentasikan penggunaan benang yang terbuat dari usus kucing untuk menjahit luka dalam.

Bahan ini sangat efektif karena dapat diserap oleh tubuh, sehingga mengurangi risiko infeksi dan komplikasi pasca-operasi.

2. Pengembangan alat-alat bedah: Ia merancang dan mengembangkan lebih dari 200 alat bedah yang sangat inovatif pada masanya.

Banyak dari alat-alat ini, seperti pisau bedah, tang, dan spekulum, masih digunakan dalam bentuk yang mirip hingga saat ini.

3. Deskripsi prosedur bedah: Al-Zahrawi memberikan deskripsi rinci tentang berbagai prosedur bedah, termasuk operasi katarak, amputasi, dan pengangkatan batu kandung kemih.

Penjelasan-penjelasan ini membantu menyebarkan pengetahuan bedah yang lebih aman dan efektif di seluruh dunia.

Karya al-Zahrawi diterjemahkan ke dalam bahasa Latin pada abad ke-12 dan menjadi salah satu teks medis standar di Eropa selama beberapa abad.

Pengaruhnya sangat besar dalam mengembangkan teknik bedah di Eropa, terutama selama Renaisans.

Para dokter dan ahli bedah Eropa seperti Guy de Chauliac dan Ambroise Paré merujuk pada karya-karyanya dalam tulisan mereka.

Di dunia Islam, al-Zahrawi dihormati sebagai salah satu tokoh medis terbesar dan kontribusinya diakui luas.

Ia tidak hanya dikenal karena keahlian teknisnya, tetapi juga karena etika kedokterannya yang menekankan pada perlakuan manusiawi terhadap pasien.

Abu al-Qasim al-Zahrawi adalah seorang pionir dalam bidang bedah yang kontribusinya masih dirasakan hingga hari ini.

Dengan karyanya yang inovatif dan dedikasinya terhadap pengembangan ilmu kedokteran, ia layak diakui sebagai salah satu tokoh paling penting dalam sejarah kedokteran.

Warisannya sebagai bapak bedah modern terus menginspirasi para profesional medis di seluruh dunia, menunjukkan betapa besarnya dampak seorang individu yang berdedikasi terhadap ilmu pengetahuan dan kemanusiaan. (Sinta/berandaperistiwa)

Sumber: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6077085/
banner 325x300