BerandaPeristiwa, Ciamis,- Pelaksanaan impounding Bendungan Leuwikeris akan dimulai pada tanggal 15 Agustus 2024. Hal ini akan berdampak pada pasokan air baku untuk Kota Banjar dan sistem irigasi di Ciamis dan Cilacap.
Kepala BBWS Citanduy, Elroy Koyari menyampaikannya usai melaksanakan sosialisasi persiapan impounding Bendungan Leuwikeris bersama perwakilan pemerintah dari Ciamis dan Kota Banjar di ruang rapat BBWS Citanduy, Rabu (7/8/2024).
Bendungan ini memenuhi kebutuhan irigasi untuk 11.216 hektare lahan di Ciamis, Cilacap dan wilayah lainnya.
Di Ciamis, terdapat 6.600 hektare lahan di Lakbok Utara yang bergantung pada pasokan air dari Bendungan Leuwikeris dan 4.600 hektare di Cilacap.
“Nah, untuk air baku Kota Banjar, kita sudah ada skenario penanganannya. Besok kita akan tindak lanjuti langsung dengan PDAM Kota Banjar,” jelas Elroy.
Untuk irigasi, lanjut Elroy, langkah mendesak yang perlu diambil adalah mengaktifkan kembali komisi irigasi di Kabupaten Ciamis dan Kota Banjar.
Menurutnya, komisi irigasi sangat penting karena menjadi tulang punggung bagi semua kebutuhan irigasi. Untuk mengelola irigasi selama impounding, BBWS akan berkoordinasi melalui komisi irigasi.
“Di komisi irigasi ini, jadwal tanam dan area yang membutuhkan air ditentukan. Kami tidak bisa mendapatkan informasi ini langsung dari petani karena bisa kacau,” jelas Elroy.
Komisi irigasi mengumpulkan semua informasi dalam satu wilayah irigasi. Elroy berharap komisi ini dapat memberikan data mengenai kebutuhan air berdasarkan usia tanaman dan luas lahan yang harus diairi.
Pertemuan dengan Komisi Irigasi Ciamis dijadwalkan pada hari Jumat, sementara pertemuan dengan Kota Banjar akan berlangsung pada hari Senin.
“Khusus untuk Cilacap kita sudah ada solusi. Karena kita langsung dengan komisi irigasi, sudah jelas. Nah, tinggal yang untuk wilayah Ciamis dan Banjar ini yang memang karena belum ada komisi irigasi. Kita berharap ini jadi momentum untuk diaktifkan kembali komisi irigasi,” tambahnya.
Pengembangan kawasan wisata di sekitar Bendungan Leuwikeris juga menjadi perhatian. Akses ke lokasi wisata akan lebih diarahkan melalui Tasikmalaya untuk alasan keamanan. Namun, ini tidak berarti bahwa Ciamis tertutup sepenuhnya.
“Kami tetap membuka pengembangan wisata, tetapi akses utama akan diarahkan melalui Tasikmalaya demi keamanan dan efisiensi,” ujar Elroy.
Di kesempatan sama, Sekda Ciamis, Andang Firman Triyadi mengatakan bahwa pengisian bendungan harus mempertimbangkan dampak terhadap pertanian, terutama mengingat musim tanam kedua (MT2) yang akan berlangsung.
Ia menekankan bahwa proses pengisian bendungan jangan sampai mengganggu kemampuan tumbuh tanaman padi.
“Informasi yang jelas mengenai usia tanaman dan jadwal irigasi sangat diperlukan untuk memastikan bahwa proses impounding tidak memiliki dampak negatif,” kata Andang Firman.
Namun, Andang Firman meminta masyarakat untuk tetap tenang menghadapi masa impounding ini. Dia juga mengimbau masyarakat untuk tidak khawatir kekurangan air selama masa impounding, karena data menunjukkan bahwa pasokan air masih mencukupi.
“Mudah-mudahan masyarakat semua bisa tetap tenang, tidak ada rasa khawatir. Peresmiannya bisa berjalan baik dan masyarakat bisa menerima manfaat,” harapnya.
Andang Firman menambahkan bahwa pihaknya akan terus memantau kondisi pertanian untuk memastikan bahwa tidak ada kendala di pasokan air selama berlangsungnya proses impounding.
“Kami sedang bekerja untuk memastikan bahwa kebutuhan air tetap terpenuhi, terutama menjelang musim tanam,” ujarnya.***