CIAMIS,- Pemkab Ciamis melalui Dinas Pariwisata (Dispar) melaunching buku berjudul Pesona Galuh Nagari yang memuat profil 11 desa wisata prioritas serta website desa wisata Kabupaten Ciamis di Aula Dispar Ciamis, Rabu (6/11/2024).
11 desa wisata prioritas tersebut di antaranya, Desa Wisata Jalatrang, Desa Wisata Kawali, Desa Wisata Panjalu, Desa Wisata Tanjungsari, Desa Wisata Gunungsari, Desa Wisata Sukamaju, Desa Wisata Cibeureum, Desa Wisata Banjaranyar, Desa Wisata Bangunharja, Desa Wisata Tambaksari, dan Desa Wisata Cisontrol.
Penjabat Bupati Ciamis, Budi Waluya, mengapresiasi kegiatan yang diinisiasi oleh Dispar Ciamis ini. Desa wisata, lanjutnya, menjadi potensi besar bagi Ciamis untuk mendorong ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Dengan berkembangnya ekonomi desa, dampaknya akan terasa hingga ke tingkat daerah,” ujarnya.
Budi berharap, selain menarik wisatawan lokal, desa wisata di Ciamis juga bisa menjadi daya tarik bagi wisatawan internasional.
Menurutnya, desa wisata tidak hanya untuk rekreasi, tetapi juga menjadi sumber penghasilan bagi warga.
“Melalui pengembangan desa wisata, kita dapat meningkatkan pendapatan daerah dan memaksimalkan potensi lokal seperti kuliner khas, dan produk-produk lokal,” jelasnya.
Kepala Dispar Ciamis, Budi Kurnia, mengungkapkan bahwa saat ini terdapat 57 desa yang telah menerima SK Bupati sebagai desa wisata, namun baru 11 desa yang sudah sangat siap menerima kunjungan wisatwan.
Menurutnya, sejak pemekaran wilayah pada 2012 dan Pangandaran menjadi daerah otonom, Ciamis sempat hilang dari peta pariwisata Jawa Barat.
Namun, dengan potensi alam dan budaya dari 258 desa dan 7 kelurahan, Ciamis memiliki peluang besar untuk berkembang sebagai kawasan wisata berbasis pedesaan.
Dari 11 desa prioritas, Desa Cibeureum di Kecamatan Sukamantri dikembangkan dengan konsep wisata premium, menyasar wisatawan kelas menengah ke atas.
Jika konsep mass tourism di Pangandaran bertumpu pada jumlah pengunjung, wisata premium ini lebih fokus pada kualitas kunjungan.
“Nanti orang yang datang ke sana mungkin hanya 100 orang tapi spending money-nya bisa sama dengan yang datang 1.000 orang,” jelas Budi.
Konsep wisata premium ini bertujuan menjaga keaslian desa, dengan pengalaman wisata yang lebih intim dan berkualitas tanpa merusak ekosistem desa.
“Desa ini dirancang untuk mereka yang mencari ketenangan dan kedamaian dan kualitas,” tambahnya.
Selain itu, Desa Selamanik berhasil masuk dalam 75 besar desa wisata terbaik di tingkat nasional, menjadi bukti daya saing pariwisata Ciamis di skala nasional.
Budi berharap pencapaian ini memotivasi desa lain untuk meningkatkan kualitas layanan dan inovasi dalam pariwisata.
“Kami ingin menjadi pelopor desa wisata di Jawa Barat bagian timur,” katanya.
Dengan tagline Smiling Galuh, Enjoy Ciamis, pemerintah berharap keramahan masyarakat Ciamis yang tulus dapat meninggalkan kesan mendalam bagi wisatawan.
“Kami ingin Ciamis dikenal dengan senyum hangat masyarakatnya, yang membuat orang ingin kembali,” ucap Budi.***