berandaPeristiwa, Barito Kuala — Suasana halaman SMP di Desa Sungai Telan, Kecamatan Tabunganen, Kabupaten Barito Kuala, berubah menjadi ruang ekspresi budaya yang hidup dan penuh energi. Selama lebih dari sepekan, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Muhammadiyah Banjarmasin (UMBJM) Kelompok 18 menggelar pelatihan tari tradisional Banua dan seni bela diri Kuntau bagi anak-anak desa. Program ini berlangsung intensif setiap hari, sejak 28 Juli hingga 5 Agustus 2025.
Kegiatan tersebut diprakarsai oleh Wakil Ketua KKN UMBJM Kelompok 18, Apri Wilianto. Ia merancang pelatihan budaya dengan pendekatan yang dekat dengan dunia anak-anak. Musik daerah, demonstrasi gerakan yang atraktif, serta praktik langsung menjadi metode utama agar peserta tidak hanya memahami teknik, tetapi juga menikmati proses belajar.
Antusiasme peserta tampak sejak hari pertama. Puluhan anak Desa Sungai Telan memadati lokasi latihan, baik untuk mempelajari gerak tari Banua yang sarat nilai filosofi maupun jurus-jurus dasar Kuntau yang menuntut kelincahan dan keberanian. Dari anak-anak yang awalnya ragu tampil hingga mereka yang berani mencoba gerakan baru, seluruh peserta menunjukkan perkembangan signifikan.
“Awalnya malu-malu, sekarang mereka seperti bintang panggung. Budaya kita hidup kembali di tangan mereka,” ujar Apri Wilianto, menggambarkan perubahan sikap dan kepercayaan diri anak-anak selama mengikuti pelatihan. Menurut dia, tujuan utama kegiatan ini bukan sekadar mengajarkan teknik, melainkan menumbuhkan rasa bangga terhadap budaya lokal.
Pelatihan Kuntau juga menjadi sarana pembentukan karakter. Selain melatih fisik, seni bela diri tradisional tersebut mengajarkan disiplin, fokus, dan pengendalian diri. Sementara itu, tari Banua memberi ruang ekspresi seni sekaligus memperkenalkan identitas budaya Kalimantan Selatan kepada generasi muda.
Bagi masyarakat Desa Sungai Telan, program KKN ini membawa suasana baru. Tawa anak-anak, irama musik daerah, dan semangat latihan setiap sore menjadikan lingkungan sekolah lebih hidup. “Belajar budaya bisa dibuat se-fun main game,” kata Apri, menegaskan bahwa pelestarian tradisi tidak harus kaku dan membosankan.
Melalui kegiatan ini, mahasiswa KKN UMBJM menunjukkan peran nyata perguruan tinggi dalam pengabdian kepada masyarakat. Pelatihan tari Banua dan Kuntau di Sungai Telan menjadi contoh bahwa kolaborasi sederhana, konsisten, dan kreatif mampu menjaga warisan budaya agar tetap relevan di tengah perubahan zaman.
Views: 0
















