Benteng Vredeburg, Sejarah Peninggalan Belanda di Pusat Kota Yogyakarta

Benteng Vredeburg saat ini sudah alih fungsi menjadi meseum

Benteng Vredeburg di pusat kota Yogyakarta/image credit: pinterest
Benteng Vredeburg di pusat kota Yogyakarta/image credit: pinterest
banner 120x600
banner 468x60

BerandaPeristiwa,- Benteng Vredeburg terletak di pusat kota Yogyakarta, Indonesia, tepatnya di Jalan Malioboro. Benteng ini didirikan oleh pemerintah kolonial Belanda pada tahun 1760 atas perintah Gubernur Belanda, Nicolaas Hartingh.

Tujuan utama pembangunan benteng ini adalah untuk mengawasi aktivitas Kesultanan Yogyakarta, terutama setelah Perjanjian Giyanti pada tahun 1755 yang membagi Mataram menjadi Kesultanan Yogyakarta dan Surakarta.

banner 325x300

Benteng ini awalnya dinamakan “Rustenburg,” yang berarti “benteng peristirahatan”.

Benteng dibangun dengan gaya arsitektur khas Eropa pada abad ke-18, berbentuk persegi dengan empat bastion di setiap sudutnya.

Bastion ini diberi nama Jayawijaya, Jayapurusa, Jayaprakosaningprang, dan Jayaprayitna.

Benteng ini dikelilingi oleh parit dengan pintu gerbang utama menghadap ke utara, langsung menghadap ke Keraton Yogyakarta.

Pada tahun 1765, benteng ini mengalami kerusakan akibat gempa bumi. Pemerintah Belanda kemudian merenovasi dan memperkuat benteng ini. Setelah renovasi, namanya diubah menjadi “Vredeburg,” yang berarti “benteng perdamaian”.

Nama ini diberikan dengan harapan mencerminkan hubungan damai antara pemerintah kolonial Belanda dan Kesultanan Yogyakarta.

Benteng Vredeburg berfungsi sebagai markas militer Belanda dan pusat pengawasan terhadap Kesultanan Yogyakarta.

Benteng ini juga digunakan sebagai tempat perlindungan bagi pejabat kolonial Belanda dan keluarga mereka.

Pada masa pendudukan Jepang (1942-1945), Benteng Vredeburg diambil alih dan digunakan sebagai markas militer Jepang.

Selama periode ini, benteng ini menjadi pusat kegiatan militer dan administrasi Jepang di Yogyakarta.

Setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945, Benteng Vredeburg sempat digunakan oleh Tentara Nasional Indonesia (TNI) sebagai markas militer.

Namun, pada tahun 1948, benteng ini kembali diduduki oleh Belanda selama Agresi Militer Belanda II.

Pada tahun 1980-an, pemerintah Indonesia memutuskan untuk mengubah fungsi benteng ini menjadi museum.

Benteng ini kemudian direnovasi dan pada tahun 1987, diresmikan sebagai Museum Benteng Vredeburg.

Museum ini menyimpan berbagai koleksi sejarah, diorama, dan artefak yang menggambarkan perjuangan kemerdekaan Indonesia, khususnya di wilayah Yogyakarta.

Benteng Vredeburg memiliki koleksi diorama yang menggambarkan berbagai peristiwa sejarah, seperti Serangan Umum 1 Maret 1949 dan peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.

Selain diorama, museum ini juga memiliki berbagai artefak sejarah, seperti senjata, dokumen, dan foto-foto bersejarah.

Benteng ini tidak hanya menjadi saksi bisu perjalanan sejarah Indonesia, tetapi juga menjadi simbol ketahanan dan perjuangan bangsa Indonesia.

Dengan mengunjungi Benteng Vredeburg, pengunjung dapat mempelajari lebih dalam tentang sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia dan menghargai nilai-nilai perjuangan yang diwariskan oleh para pahlawan bangsa. (Sinta/berandaperistiwa)

Sumber: https://vredeburg.id/id/page/sejarah-singkat
https://kebudayaan.jogjakota.go.id/page/index/benteng-vredeburg
https://jogjaprov.go.id/berita/museum-benteng-vredeburg-bersolek-hadirkan-pengalaman-interaktif-dan-edutainment
banner 325x300