Data ATS Diperkuat, Kadisdik: Banyak Anak Sudah Sekolah Tapi Masih Tercatat

Disdik Akan Validasi Data 13.000 Anak Tidak Sekolah di Ciamis

Data ATS Diperkuat, Kadisdik: Banyak Anak Sudah Sekolah Tapi Masih Tercatat. (Foto: Ist)
Data ATS Diperkuat, Kadisdik: Banyak Anak Sudah Sekolah Tapi Masih Tercatat. (Foto: Ist)
banner 120x600
banner 468x60

CIAMIS,- Dinas Pendidikan Kabupaten Ciamis terus mengakselerasi penanganan Anak Tidak Sekolah (ATS) dengan fokus utama pada penguatan dan validasi data.

Langkah ini dinilai krusial agar seluruh program pendidikan tepat sasaran dan tidak menyisakan kebingungan di lapangan.

banner 325x300

Validasi Jadi Tahap Fondasi Penanganan ATS

Kepala Dinas Pendidikan Ciamis, Erwan Darmawan, menegaskan bahwa tahun 2025 dijadikan momentum penguatan fondasi data ATS, terutama dalam memastikan keakuratan status anak-anak yang tercatat tidak bersekolah.

“Sering kali kita temui anak yang sudah kuliah tapi datanya masih tercatat di SD. Ada juga yang ternyata sudah pindah domisili atau meninggal dunia. Inilah pentingnya pembaruan dan validasi lintas sektor,” ujar Erwan usai kegiatan penanganan ATS di Aula Desa Imbanagara Raya, Senin (14/4/2025).

Menurut Erwan, data 13.000 anak tidak sekolah di Ciamis bersumber dari berbagai entitas, mulai dari ustad pengajar informal, pusat data Pusdatin, hingga laporan langsung petugas lapangan.

Namun, angka tersebut masih bersifat kasar dan membutuhkan validasi menyeluruh melalui sinergi dengan Disdukcapil dan operator desa–kecamatan.

“Saat ini, sekitar 5.000 anak sudah kembali mengakses pendidikan melalui PKBM. Jadi kita tidak bisa hanya melihat angka besar tanpa konteks. Kami benahi dulu agar data benar-benar representatif,” ujarnya.

Program Sekolah Rakyat Siap Diluncurkan 2026

Tahun ini, Dinas Pendidikan juga akan memperkuat pemantauan rutin terhadap lulusan SD dan SMP, guna memastikan transisi pendidikan berjalan mulus.

“Kalau tidak ditangani, anak-anak usia 12–18 tahun ini akan hilang dari jalur pendidikan. Enam tahun ke depan, data Rata-rata Lama Sekolah (RLS) kita pasti terganggu,” jelasnya.

Sebagai langkah inovatif, Dinas Pendidikan juga tengah menyiapkan program Sekolah Rakyat, yang dijadwalkan mulai berjalan pada tahun 2026.

Program ini akan memanfaatkan fasilitas masyarakat seperti balai desa dan masjid sebagai titik belajar alternatif, dengan target awal minimal lima titik aktif.

“Sekolah Rakyat ini adalah pendekatan nonformal yang fleksibel. Begitu data ATS tervalidasi, anak-anak akan kami salurkan ke titik-titik belajar yang sesuai,” ujar Erwan.

Lebih lanjut, Erwan mengajak seluruh pemangku kepentingan, termasuk pemerintah desa dan media lokal, untuk ikut serta dalam gerakan pendidikan ini.

“Desa itu yang paling tahu kondisi warganya. Dukungan mereka akan menentukan sukses tidaknya kita mewujudkan Ciamis tanpa anak tertinggal pendidikan,” tegasnya.***

Views: 5

Views: 2

banner 325x300

Tinggalkan Balasan