Desa Kujangsari Bangun Eduwisata Peternakan Ramah Lingkungan

Desa Kujangsari Bangun Eduwisata Peternakan Ramah Lingkungan. (Foto: Istimewa/edited by Canva)
Desa Kujangsari Bangun Eduwisata Peternakan Ramah Lingkungan. (Foto: Istimewa/edited by Canva)
banner 120x600
banner 468x60

KOTA BANJAR,- Desa Kujangsari, Kecamatan Langensari, Kota Banjar, kini berupaya menjadi pusat eduwisata peternakan terpadu yang inovatif dan ramah lingkungan.

Dalam rapat bertema “Prestasi Desa Eduwisata Peternakan” yang berlangsung di Aula Desa pada Rabu (23/01/2025), berbagai pihak hadir untuk mendukung dan memberikan kontribusi terhadap pengembangan ini.

banner 325x300

Acara ini dihadiri oleh perwakilan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora), Perhutani, Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI), Camat Langensari, Karang Taruna Desa, dan sejumlah tamu undangan lainnya.

Mereka sepakat bahwa program ini adalah langkah besar untuk memanfaatkan potensi Desa Kujangsari sebagai destinasi wisata edukasi berbasis peternakan.

Inovasi Peternakan Terpadu Ramah Lingkungan

Salah satu pembicara utama, Aino Sukirno, dari UGM Yogyakarta, memaparkan pentingnya inovasi peternakan berbasis teknologi yang ramah lingkungan.

“Model peternakan terpadu ini tidak hanya berfokus pada produksi, tetapi juga memanfaatkan limbah menjadi sumber energi dan pupuk organik,” jelas Aino.

Model ini mengintegrasikan berbagai sektor peternakan, seperti sapi, kambing, ayam pedaging, bebek, dan puyuh.

Limbah dari peternakan akan diolah menjadi biogas dan pupuk organik yang bermanfaat untuk pertanian setempat.

“Kami ingin masyarakat dapat mandiri dalam penyediaan pakan ternak dan menciptakan siklus ekonomi yang berkelanjutan,” tambahnya.

Selain itu, Aino juga menyoroti potensi besar pasar hasil peternakan terpadu ini. Permintaan tinggi dari wilayah Jakarta, Jawa Tengah, dan Yogyakarta menjadi peluang emas bagi Desa Kujangsari untuk memperluas jaringan pemasaran.

“Kami di UGM siap mendukung pengembangan ini melalui pelatihan, penyediaan bibit unggul, dan fasilitas rumah potong hewan bersertifikasi halal,” katanya.

Menuju Desa Percontohan Nasional

Dengan sinergi yang kuat antara berbagai pihak, Desa Kujangsari memiliki peluang besar untuk menjadi model eduwisata peternakan terpadu di Indonesia.

Program ini diharapkan tidak hanya mendongkrak kesejahteraan masyarakat, tetapi juga menjadikan Desa Kujangsari sebagai destinasi wisata edukasi unggulan yang ramah lingkungan dan inovatif.

Kepala Desa Kujangsari, Mujahid, S. Ag., mengapresiasi dukungan dari berbagai pihak.

“Program ini diharapkan mulai berjalan pada tahun 2025. Dengan kolaborasi ini, Desa Kujangsari akan menjadi pusat eduwisata yang tidak hanya menarik wisatawan, tetapi juga memberikan manfaat langsung bagi masyarakat,” ujarnya.

Selain itu, Mujahid juga berencana membentuk Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) untuk mendukung konsep wisata edukasi berbasis peternakan.

Pokdarwis ini akan membantu meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya mengelola potensi wisata lokal secara profesional.

“Harapan kami, Desa Kujangsari bisa menjadi inspirasi bagi desa-desa lain di Indonesia untuk mengembangkan konsep wisata berbasis lokal yang berkelanjutan,” harap Mujahid.

Senada dengan kepala desa, perwakilan dari Dispora Kota Banjar, Asep Jeni Ardiansyah menyambut baik inisiatif ini.

“Wisata edukasi berbasis peternakan adalah sesuatu yang baru di Kota Banjar. Saya yakin program ini akan memberikan angin segar bagi perkembangan kepariwisataan di daerah kita,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Bagian Wisata Perhutani, Aan, juga menyatakan kesiapan untuk menjalin kerja sama.

“Kolaborasi antara masyarakat, pemerintah, dan akademisi akan membawa Desa Kujangsari menjadi desa mandiri dan sejahtera,” katanya.***

Views: 22

Views: 12

banner 325x300