Harga Beras Naik, PMII Ciamis Geruduk Kantor Bupati

banner 120x600
banner 468x60

BerandaPeristiwa, Ciamis,- Puluhan mahasiswa dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kabupaten Ciamis melakukan unjuk rasa di depan Kantor Bupati memprotes terkait kenaikan harga beras.

Sebelumnya, mereka melakukan unjuk rasa di depan kantor Bulog Ciamis. Senin (4/3/2024).

banner 325x300

Para mahasiswa PMII Ciamis menuntut pemerintah daerah untuk segera menyelesaikan permasalahan harga beras yang mengalami kenaikan tajam.

Koordinator aksi, Yosep Syaiful, mengungkapkan bahwa saat ini, kenaikan harga beras di Ciamis sudah meresahkan masyarakat.

Terutama, harga beras di Ciamis yang jauh melampaui rata-rata provinsi.

“Kami melakukan aksi ini untuk menekankan bahwa Kabupaten Ciamis, yang kata Bupati adalah salah satu lumbung pangan nasional, kini menghadapi kenaikan harga beras yang mencemaskan,” ungkap Yosep.

Yosep mengatakan, jika rata-rata harga jual beras di provinsi adalah sekitar 16.000, namun di Kabupaten Ciamis bahkan melebihi angka tersebut.

Di sisi lain, ungkap Yosep, kabupaten yang tidak memiliki status sebagai lumbung pangan nasional justru memiliki harga di bawahnya.

“Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang kinerja pemerintah di Ciamis. Pemkab Ciamis telah gagal dalam menjaga stabilitas harga pangan di pasaran, khususnya beras,” tegasnya.

Menurutnya, meskipun ada program stabilisasi harga pangan dari pemerintah daerah, namun evaluasi dan optimalisasi program tersebut masih diperlukan.

“SPHP bukan solusi. Kami menganggap bahwa pemerintah daerah belum mampu memberikan solusi yang memadai terhadap masalah ini,” tambahnya.

Yosep juga menyoroti pernyataan dari pemerintah bahwa terdapat surplus dalam periode panen sebelumnya.

Namun, hal tersebut tidak cukup untuk menjamin stabilisasi harga beras di pasaran.

“Meskipun ada klaim tentang surplus, namun faktanya, harga beras di lapangan tetap tinggi dan masyarakat kecil menjerit,” katanya.

Selain itu, Yosep juga menegaskan pentingnya peningkatan produksi dan pengendalian biaya produksi bagi petani.

“Pemerintah daerah belum melakukan upaya yang konkret untuk meningkatkan produksi dan menekan biaya produksi petani,” ujarnya.

Aksi ini, lanjut Yosep, juga merupakan panggilan untuk pemerintah daerah agar lebih fokus pada kesejahteraan masyarakat lokal.

“Kami berharap pemerintah daerah dapat lebih memprioritaskan kebutuhan masyarakat setempat,” tegasnya.

Pemkab Ciamis Respon Aksi Mahasiswa

Wakil Bupati Ciamis, Yana D. Putra, menanggapi aksi tersebut sebagai bagian dari dinamika perjuangan dan upaya untuk menyuarakan aspirasi.

Dia juga menjelaskan bahwa Bupati Ciamis, Herdiat Sunarya, tidak bisa menerima para mahasiswa karena sedang berada di Jakarta untuk menerima penghargaan Adipura Kencana.

“Ya, hal ini adalah bagian dari dinamika perjuangan. Pemerintah Kabupaten Ciamis tidak tinggal diam, kami telah mengambil langkah-langkah konkret dalam menghadapi kenaikan harga beras,” ungkap Yana.

Pemerintah Kabupaten Ciamis, kata Yana, juga bekerja sama dengan berbagai instansi terkait seperti Bulog dan Bank Indonesia untuk mengadakan pasar murah. Sebagai salah satu upaya meminimalisir dampak kenaikan harga beras.

“Hari ini, harga beras di Ciamis turun sebesar Rp1.000 per kilogram. Kami optimis bahwa harga akan terus menurun. Tunggu saja bulan Maret-April saat musim panen sudah mulai,” tambahnya.

Pantauan di lapangan, sebelum meninggalkan kantor Bupati, massa aksi PMII Ciamis mengancam akan melakukan aksi susulan dengan jumlah massa lebih besar.

Mereka tidak puas dengan apa yang disampaikan oleh Bulog dan Pemkab Ciamis terkait penanganan harga beras yang mahal.*
(Abid)

banner 325x300