KKP Kembangkan Kampung Nila Kawali Jadi Smart Fisheries Village

Kepala Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar dan Penyuluhan Perikanan Bogor, Dr. Sri Pudji Sinarni Dewi (depan) bersama Kepala Disnakan Ciamis, Giyatno usai rapat koordinasi program SFV di Opp Room Setda Ciamis. (Foto: Istimewa)
Kepala Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar dan Penyuluhan Perikanan Bogor, Dr. Sri Pudji Sinarni Dewi (depan) bersama Kepala Disnakan Ciamis, Giyatno usai rapat koordinasi program SFV di Opp Room Setda Ciamis. (Foto: Istimewa)
banner 120x600
banner 468x60

CIAMIS,- Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengembangkan Kampung Nila di Desa Kawali, Kecamatan Kawali, Kabupaten Ciamis menjadi Smart Fisheries Village (SFV) atau Desa Perikanan Cerdas.

Pengembangan ini bertujuan memanfaatkan seluruh potensi desa, baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia, dengan menggandeng kemitraan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah pusat, pemerintah daerah, hingga sektor swasta.

banner 325x300

Kepala Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar dan Penyuluhan Perikanan Bogor, Dr. Sri Pudji Sinarni Dewi, menjelaskan bahwa konsep Desa Perikanan Cerdas difokuskan pada empat aspek utama, yaitu masyarakat bekerja, ekonomi tumbuh, lingkungan lestari, dan digitalisasi.

“Kita mengoptimalkan semua potensi yang ada untuk meningkatkan aspek-aspek tersebut. Itulah yang disebut Desa Perikanan Cerdas,” ujarnya usai rapat koordinasi program SFV di Opp Room Setda Ciamis, Jumat (18/10/2024).

Desa Kawali dipilih sebagai lokasi SFV di Jawa Barat, salah satu dari sepuluh lokasi SFV di Indonesia, karena tingginya komitmen Pemkab Ciamis dalam mendukung program tersebut.

Menurut Dr. Sri, kemajuan signifikan terlihat di desa tersebut, dengan meningkatnya lapangan kerja, produktivitas usaha budidaya ikan, serta keterlibatan perempuan dalam kegiatan ekonomi lokal.

“Ibu-ibu di Desa Kawali diberdayakan untuk mendapatkan penghasilan tambahan, yang sangat membantu ekonomi keluarga,” katanya.

Dr. Sri juga mengapresiasi antusiasme masyarakat Desa Kawali yang terus berupaya mandiri, meskipun tanpa ada program pemerintah.

“Mereka sangat aktif dan inisiatifnya luar biasa. Kami juga selalu mendampingi dengan para penyuluh dari KKP yang ditempatkan di lapangan,” tambahnya.

Lebih lanjut, Dr. Sri mengatakan, sebanyak 17 penyuluh ditugaskan khusus untuk mendukung keberhasilan program SFV ini.

Pemerintah berharap Desa Kawali dapat menjadi model yang sukses dan diterapkan di wilayah lain.

Program ini juga didukung oleh Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) Ciamis, yang menyatakan kesiapan untuk menjadikan Desa Kawali sebagai pusat budidaya ikan nila berkualitas.

Inovasi lain yang diperkenalkan dalam pengembangan ini adalah penggunaan teknologi digital dalam pemasaran dan pencatatan produksi.

“Dengan digitalisasi distribusi dan analisis data dapat dilakukan lebih cepat dan efisien, memperluas pasar serta meningkatkan produktivitas desa,” lanjutnya.

Selain itu, program ini juga menambahkan segmentasi budidaya, tidak hanya pada ikan nila, tetapi juga ikan nilem dan ikan hias seperti koi.

Bantuan benih unggul dengan sertifikasi juga disediakan oleh Disnakan Ciamis untuk memastikan kualitas produk yang dihasilkan dari Desa Kawali.

Tidak hanya fokus pada budidaya, kelompok pengolah dan pemasar (Poklahsar) di desa ini juga didorong untuk mengolah ikan menjadi produk diversifikasi, seperti es krim dari daging ikan atau produk olahan lainnya, sehingga tidak ada bagian yang terbuang.

“Keterlibatan perempuan dalam proses pengolahan ini menjadi salah satu kekuatan utama dalam mendorong ekonomi desa,” ujar Dr. Sri.

Di kesempatan sama, Sekretaris Daerah (Sekda) Ciamis, Andang Firman Triyadi, menyampaikan apresiasinya terhadap program SFV ini.

Ia berharap Desa Kawali bisa menjadi model pengembangan yang tidak hanya sukses di tingkat kabupaten, tetapi juga di tingkat provinsi dan nasional.

“Mudah-mudahan Kampung Nila ini menjadi salah satu sentra untuk budidaya ikan nila dan menjadi referensi bagi pengembangan budidaya di wilayah lainnya,” kata Andang.

Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) Ciamis, Giyatno, juga menyambut baik kolaborasi ini.

Ia menegaskan kesiapan Kabupaten Ciamis untuk menjadi produsen ikan nila berkualitas dengan dukungan penuh dari berbagai OPD terkait, termasuk dari Pemprov Jabar.

“Kami sangat support dengan program ini. Kami di daerah sebagai pelaksana akan melaksanakan sebaik mungkin,” ujarnya.

Untuk mendukung program ini, Disnakan Ciamis telah mengembangkan inovasi bernama Si Budi Dikucir Oke Kan (Strategi Pengembangan Budidaya Ikan dengan Sentuhan Teknologi Kincir Air dan Pengolahan Ikan Kekinian).

Selain Desa Kawali sebagai piloting project, Giyatno juga berencana mengembangkan program ini di lima lokasi lainnya.

“Harapan kami, Desa Kawali bisa menjadi model yang berhasil sehingga nantinya konsep ini bisa diterapkan di wilayah lain di Ciamis,” katanya.

Giyatno juga optimis bahwa dengan komitmen dan dukungan penuh dari Pemerintah Kabupaten Ciamis, Desa Kawali dapat terus maju dan menjadi percontohan dalam pengembangan Smart Fisheries Village di Indonesia.***

banner 325x300