Mengenang Ismail Marzuki, Sang Komposer Tanah Air

Ismail sebenarnya sudah tertarik dengan dunia musik sejak masa sekolah, belajar bermain gitar, ukulele, dan alat musik melodi seperti biola, akordeon, saksofon, dan piano. Ismail tumbuh dalam keluarga seni dan mengenal berbagai jenis musik sejak dini, terutama koleksi ayahnya

Mengenang Ismail Marzuki, Sang Komposer Tanah Air
Ismail Marzuki, (Foto Ist indonesiakaya.com)
banner 120x600
banner 468x60

BerandaPeristiwa, – Ismail Marzuki lahir di Jakarta pada 11 Mei 1914 dari keluarga kaya raya. Awalnya, ayah Ismail, Marzuki Saeran, tidak ingin Ismail menjadi musisi dan ingin anaknya bekerja sebagai pekerja kantoran.

Beliau menempuh pendidikan di Madrasah Unwanul Farah Kwitan di Jakarta kemudian melanjutkan pendidikan di Neutral Dutch Inland School (HIS) dan Meer Uitgebreed Lager Onderweis (MULO).

banner 325x300

Ismail sebenarnya sudah tertarik dengan dunia musik sejak masa sekolah, belajar bermain gitar, ukulele, dan alat musik melodi seperti biola, akordeon, saksofon, dan piano. Ismail tumbuh dalam keluarga seni dan mengenal berbagai jenis musik sejak dini, terutama koleksi ayahnya.

Ismail lulus dengan predikat sangat memuaskan karena fasih berbahasa Belanda dan Inggris. Penguasaannya terhadap kedua bahasa tersebut mempengaruhi penciptaan lagu pertamanya yang berjudul “Salina”, yang digubah pada tahun 1931.

Ismail pernah menjadi penjual kaset yang sukses. Dengan pengetahuannya yang luas tentang dunia musik, serta kemampuan komunikasi dan sikapnya yang sangat baik, Ismail berhasil menarik banyak konsumen. Pengunjung dapat dengan mudah berbicara tentang musik, sehingga Anda tidak hanya dapat membeli dan menjual dalam jangka pendek, tetapi juga melakukan percakapan dan diskusi yang menarik. Ismail menulis banyak lagu pada tahun 1930an dan 1950an.

Menurut Firdaus Burhan, karya Ismail terbagi menjadi dua bagian: 118 karya seluruhnya disusun oleh Ismail dan 11 karya ditulis oleh Ismail tetapi diaransemen oleh orang lain. Lagu-lagu ciptaan Ismail mempunyai tema dan melodi yang sangat bagus sehingga cepat dicerna oleh penontonnya.

Apalagi beberapa lagunya mengungkapkan perjuangan bangsa Indonesia, khususnya sejarah pergerakan pada masa perjuangan.

Salah satu lagu nasional yang membangkitkan semangat adalah “Halo, Halo Bandung”. Ismail Marzuki menciptakan lagu ini pada tahun 1940-an, dan kemudian dibawakan pertama kali oleh grup Keronkorn bernama Leaf Java.

Selain itu, Ismail Marzuki juga menciptakan beberapa lagu nasional lainnya seperti “Rayuan Pulau Kelapa”, “Pusaka Indonesia”, dan “Gugulu Bunga”. Karya-karya ini masih menjadi khazanah musik tanah air hingga saat ini.

Ismail Marzuki meninggal pada tanggal 25 Mei 1958 pada usia 44 tahun. Dapat dipastikan ia akan terus mendapat penghargaan dan pengakuan serta akan dijunjung tinggi oleh generasi mendatang.

Atas jasanya tersebut, nama Ismail Marzuki diabadikan menjadi nama pusat seni Jakarta yaitu Taman Ismail Marzuki (TIM).

 

(Sinta/BerandaPeristiwa)

sumber: https://bbppmpvbispar.kemdikbud.go.id/portal/komponis-besar-indonesia-ismail-marzuki/

https://esi.kemdikbud.go.id/wiki/Ismail_Marzuki

https://indonesiakaya.com/tokoh-indonesia/ismail-marzuki-melodi-yang-abadi/

banner 325x300