Peluncuran Program Pemberdayaan Pelaku Usaha Perempuan di Kabupaten Ciamis

Kadisbudpora Ciamis, Erwan Darmawan, membuka secara resmi program yang melibatkan 150 peserta wanita muda dengan usia di bawah 40 tahun

banner 120x600
banner 468x60

BerandaPeristiwa, Ciamis,- The UK Digital Access Programme dari Kedutaan Besar Inggris untuk Indonesia bekerja sama dengan Pusat Inkubator Bisnis Oorange Universitas Padjajaran dan BRI Research Institute meluncurkan program pemberdayaan untuk pelaku usaha perempuan ultra mikro dan mikro dengan program digitalisasi di Aula Pusat Budaya Karangkamulyan Cijeunjing pada Kamis, 14 Desember 2023.

Kadisbudpora Ciamis, Erwan Darmawan, membuka secara resmi program yang melibatkan 150 peserta wanita muda dengan usia di bawah 40 tahun.

banner 325x300

Perwakilan Pusat Inkubator Bisnis Oorange Universitas Padjajaran, In-In Hanidah, menyampaikan bahwa setelah melakukan kurasi di beberapa wilayah di Provinsi Jawa Barat, Kabupaten Ciamis terpilih sebagai lokasi implementasi.

Alasan pemilihan Disbudpora Ciamis adalah karena memiliki program pemuda pelopor yang memberikan pendampingan kepada wirausaha di bawah usia 40 tahun.

“Ini sesuai dengan permintaan dari UK Embassy Indonesia bahwa yang didampingi untuk program tahun ini harus pelaku usaha perempuan yang usianya di bawah 40 tahun,” ungkap In-In Hanidah.

In-In menjelaskan bahwa memang terdapat kriteria khusus dalam program ini, dengan fokus pada partisipasi perempuan. Hal ini, menurut In-In karena perempuan dianggap sebagai tulang punggung ekonomi keluarga. Tujuannya adalah memberdayakan perempuan agar dapat mandiri.

Baca juga:

Memperingati Hari Kartini 21 April: Inspirasi Perjuangan dan Pemikiran RA Kartini

Mengenal Berbagai Genre dan Subgenre Anime Sebelum Menonton

“Jadi bagaimana caranya agar perempuan ini bisa berdaya di saat pasangan hidupnya, istilahnya yang menjadi tulang pungung tidak bisa memberikan penghasilan untuk keluarganya. Tapi perempuan ini bisa tangguh dan kuat sebagai penopang kehidupan keluarga,” ujarnya.

Program pendampingan, kata In-In, akan dilaksanakan selama 2 bulan, dengan tambahan satu bulan penguatan, total 3 bulan. Sedangkan untuk evaluasi program dilakukan dengan mengkurasi 20% dari 150 peserta, nantinya akan terpilih 30 pelaku usaha perempuan sebagai motor penggerak.

“Jadi 150 ini ekosistem, 30 orang ini motor penggerak. Kenapa kita mengambil 30? yaitu kembali lagi tidak mungkin jadi motor penggerak semuanya kan dari satu ekosistem itu,” ucapnya.

Bagi 150 peserta, kata In-In, mereka akan menerima pelatihan digital untuk program pemasaran. Namun, fokus lebih intensif diberikan kepada 30 orang melalui pendampingan menyeluruh. Ini mencakup analisis produk, bagaimana menemukan value produk, identifikasi segmen pasar, pencatatan keuangan, transaksi digital, dan aspek-aspek lainnya yang berbasis digital.

“Di satu bulan masa pendampingan ini, kami akan mengkurasi dari 30 ini, satu sampai dua pelaku usaha perempuan untuk menjadi leadernya,” jelasnya lebih lanjut.

Leader ini nantinya, diungkapkan In-In, akan mendapatkan fasilitas untuk tempat produksi yang kemudian menjadi rumah kemasan, sentranya rumah kemasan.

Selain itu, mereka akan dibantu dengan perlengkapan digital untuk membentuk pojok digital pemasaran. Sebagai hasilnya, 150 peserta yang terlibat akan memfokuskan pemasaran digital di pojok digital ini, yang secara tidak langsung berfungsi sebagai mini inkubator bagi mereka.

“Jadi kami akan latih bagaimana dia (Leader-red) menjadi pelopor daerah, pelopor wirausaha yang ada di Kabupaten Ciamis yang memiliki peran sebagai mini inkubator untuk menginkubasi dari 150 pelaku usaha yang ada di Kabupaten Ciamis ini,” terangnya.

Perbedaan utama Pusat Inkubator Bisnis Oorange Unpad dengan lembaga lainnya adalah tidak menyediakan dana tunai. Hal ini, menurut In-In, berdasarkan evaluasi beberapa tahun yang menunjukkan bahwa pengucuran dana oleh pemerintah ke masyarakat, setelah satu tahun atau bahkan beberapa bulan evaluasi, tidak memberikan dampak yang signifikan.

Oleh karena itu, fokus Pusat Inkubator Bisnis Oorange Unpad bukan hanya pada penyediaan uang, melainkan pada bagaimana masyarakat dapat meningkatkan nilai produk mereka. Pusat Inkubator Bisnis Oorange Unpad menanamkan prinsip investasi modal berjalan dalam pendekatannya.

“Apa itu investasi modal berjalan? masyarakat itu paling bingung ketika menentukan produk, saya tuh punya produk, tapi kenapa produk saya tidak bisa bersaing dengan orang? Nah, di sini kita investasi bagaimana dia menemukan value produknya, bagaimana mencari keunggulan produk dia dibandingkan dengan produk yang lainnya,” jelas In-In.

Baca juga:

Doervoer Kembali Gelar Donor Darah, Komitmen 15 Tahun Membantu Sesama

Ketua Umum PPDI Ciamis Bantah Rumor Soal Deklarasi Dukungan untuk HY

Lebih lanjut, In-In mengatakan bahwa Unpad memiliki 16 fakultas dengan beragam keahlian untuk memperbaiki produk yang ada. Selanjutnya, dalam konsep modal berjalan, bukan hanya menyediakan perlengkapan untuk pemasaran digital, tetapi juga melibatkan pelatihannya.

Tujuannya adalah agar mereka memiliki pemahaman mendalam tentang cara menggunakan alat yang diberikan dan strategi pemasaran, sehingga dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan secara lebih mendalam.

“Alhamdulillah, selama tiga tahun masuk keempat, kami telah bekerja sama dengan beberapa Kementerian, antara lain Kementerian Keuangan, Kementerian Sosial, dan Kementerian Koperasi, serta beberapa Kementerian lainnya yang telah mengajak kolaborasi dalam pemberdayaan dengan metode yang berbeda,” tambah In-In.

“Dulu, tidak mendapatkan perhatian serius, namun sekarang, setelah empat tahun melakukan pemberdayaan seperti ini, kami meminta testimoni dari pelaku usaha. Hasilnya menunjukkan bahwa, meskipun tidak melibatkan uang langsung, pendampingan yang diberikan dinilai sangat bermanfaat oleh mereka,” lanjutnya.***

banner 325x300