RAT PKPRI Ciamis Ungkap Realita Pahit, Banyak Anggota Koperasi ‘Koma’ dan Tak Aktif

“Seperti Stroke dan Koma”—Ketua PKPRI Ciamis Ungkap Kondisi Kritis Koperasi Anggota yang Gagal Beradaptasi

RAT PKPRI Ciamis Ungkap Realita Pahit, Banyak Anggota Koperasi ‘Koma’ dan Tak Aktif. (Foto: Ist)
RAT PKPRI Ciamis Ungkap Realita Pahit, Banyak Anggota Koperasi ‘Koma’ dan Tak Aktif. (Foto: Ist)
banner 120x600
banner 468x60

Ciamis, Berandaperistiwa.com,- Pusat Koperasi Pegawai Republik Indonesia (PKPRI) Ciamis menyelenggarakan Rapat Anggota Tahunan (RAT) Tahun Buku 2024 di Rest Area Pamalayan, Kabupaten Ciamis, Minggu (11/5/2025).

Ketua PKPRI Ciamis, Amir Kuswaya, menyampaikan bahwa dari 58 koperasi anggota, kini hanya tersisa 48 yang masih tercatat aktif.

banner 325x300

Namun, dari jumlah itu, sebagian besar berada dalam kondisi pasif, bahkan nyaris vakum total.

“Kalau diibaratkan manusia, ada yang sudah stroke, ada yang koma. Hanya beberapa yang masih aktif,” ungkap Amir usai kegiatan.

PKPRI Ciamis, lanjutnya, memiliki cakupan wilayah yang tidak hanya meliputi Kabupaten Ciamis, tetapi juga Kota Banjar dan Kabupaten Pangandaran.

Hal ini merupakan warisan dari masa sebelum pemekaran wilayah.

“Banjar dan Pangandaran dulu bagian dari Ciamis. Setelah pemekaran, PKPRI-nya tetap menyatu, bisa disebut PKPRI Ciamis Raya. Di daerah lain juga ada yang mengalami hal serupa,” jelasnya.

Simpan Pinjam Tak Lagi Relevan

Lebih lanjut, Amir juga menyampaikan tren kemunduran koperasi primer, terutama yang sejak awal mengandalkan kegiatan simpan pinjam sebagai tulang punggung usaha.

Dia menilai, pola tersebut kini mulai ditinggalkan karena tidak mampu bersaing dengan layanan perbankan.

“Dulu koperasi dikenal karena simpan pinjam. Tapi sekarang kalah jauh dengan bank. Mereka tawarkan bunga lebih rendah, tenor lebih panjang,” ujarnya.

Meski telah mendorong anggota untuk berinovasi dan mengembangkan unit usaha lain, seperti usaha ritel berupa rumah makan dan toko.

Namun kata Amir, transformasi ini tidak mudah karena keterbatasan modal dan sumber daya di banyak koperasi anggota.

“Kalau memang sudah tidak bisa jalan, ya lebih baik dikembalikan saja simpanannya secara bertahap dan dibubarkan secara bertanggung jawab,” katanya.

RAT Sebagai Wadah Evaluasi

Meski tengah berada dalam tekanan, RAT tetap dilaksanakan sebagai kewajiban koperasi.

Amir menjelaskan, koperasi sekunder seperti PKPRI Ciamis dijadwalkan menggelar RAT antara April hingga Mei, sementara koperasi primer biasanya melakukannya pada Januari hingga Maret.

Namun, tidak semua koperasi primer mampu menjalankan kewajiban tersebut tepat waktu.

Di tengah berbagai keterbatasan itu, Amir menyampaikan kabar baik, PKPRI Ciamis masih mampu membukukan Sisa Hasil Usaha (SHU) meski tidak besar di tahun buku 2024 ini.

Ia menganggap hal itu sebagai pencapaian positif di tengah menurunnya kontribusi dari koperasi primer.

“Saat pandemi, kami bahkan sempat pinjam untuk pembiayaan RAT. Sekarang, alhamdulillah, SHU tetap ada, walau kecil. Tahun ini kami tidak menerima simpanan dari koperasi primer karena mereka juga sedang sulit,” tuturnya.

Amir berharap RAT kali ini bisa menjadi momentum refleksi dan konsolidasi bersama.

Ia optimistis, dengan semangat gotong royong, koperasi bisa tetap eksis dan memberikan manfaat, meski dengan model dan pendekatan usaha yang berbeda dari masa lalu.***

Views: 19

Views: 1

banner 325x300