CIAMIS,- Sebanyak 114 siswa SMA Katolik Santo Yakobus, Jakarta, nyantri di Pondok Pesantren (Ponpes) Darussalam Ciamis dalam rangka mengikuti kegiatan ekskursi kebhinnekaan, Minggu (28/10/2024).
Kegiatan yang bertajuk “Dulur Sabangsa” ini mengusung nilai persaudaraan lintas agama dan bertujuan mempererat pemahaman antarbudaya.
Kegiatan dimulai pagi hari dengan kuliah subuh bersama ratusan santri Madrasah Aliyah yang tinggal di Ponpes Darussalam Ciamis.
K.H. Dr. Fadlil Munawwar Manshur menyampaikan visi pendidikan pesantren yakni “Muslim Moderat, Mukmin Demokrat, Muhsin Diplomat,” serta memperkenalkan Tri Jiwa Pesantren Darussalam: keadaban, keilmuan, dan kepemimpinan dalam kuliah subuh ini.
Menariknya, meskipun sebagian besar siswa SMA St. Yakobus beragama Katolik dan Protestan, para siswi mengenakan kerudung sebagai bentuk penghormatan.
Leyla Zahrah Mardhiyah, seorang siswa yang beragama Islam, mengungkapkan bahwa sekolah mereka terbiasa mengajarkan saling menghargai antaragama.
“Di SMA Katolik Yakobus, kami sudah terbiasa menghargai perbedaan keyakinan dan belajar dari bermacam agama yang ada,” katanya.
Setelah kuliah subuh, kegiatan berlanjut dengan upacara bendera dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda ke-96.
Pemandangan hangat terlihat saat para siswa Santo Yakobus bergabung dalam upacara, membaur dengan santri.
Kepala Bidang Pendidikan Sekolah Santo Yakobus, Francis Krisnagara, menjelaskan bahwa acara ini menjadi momen pembelajaran tentang semangat kebangsaan.
“Kami mengharapkan para siswa bisa mengimplementasikan semangat kebangsaan seperti yang sudah dicontohkan oleh para pemuda dahulu saat mencetuskan Sumpah Pemuda,” ujarnya.
Usai upacara bendera, sekitar pukul 09.00 para siswa diberi kesempatan untuk mengenal lebih dekat lingkungan pesantren dengan berkeliling bersama para pengurus.
Dilanjutkan pukul 10.30, mereka mengikuti kelas-kelas bersama para santri, belajar langsung tentang dinamika kebersamaan dan metode belajar di pesantren.
Kemudian mereka melanjutkan kegiatan untuk persiapan acara malam puncak, di antaranya belajar tari saman, hadroh, dan modern band bersama santri.
Pada sore hari, bada ashar, kegiatan dilanjutkan dengan mengenal dinamika spiritualitas pesantren dengan mengikuti pengajian Kitab Kuning.
Pada malam puncak bertajuk “Malam Persaudaraan” yang berlangsung pukul 20.00, para siswa dari SMA Santo Yakobus Jakarta dan santri Darussalam menampilkan persembahan dengan penampilan bertema persaudaraan, disusul penampilan kolaboratif.
Acara juga dimeriahkan dengan pertunjukan kolaborasi gamelan Ki Pamanah Rasa dengan angklung Silih Asih.
Pimpinan muda pesantren, Dr. Ahmad Nabil Athoillah, menyatakan apresiasinya terhadap kunjungan ini.
“Ini adalah momen yang sangat positif. Kami berharap kegiatan semacam ini dapat terus berlanjut sebagai jembatan perjumpaan antaragama dan budaya,” ungkapnya.
Ekskursi “Dulur Sabangsa” ini memperlihatkan semangat persatuan dalam kebhinnekaan, mengajarkan generasi muda untuk saling memahami dan menghargai perbedaan sebagai kekayaan bangsa Indonesia.***
Views: 0