BerandaPeristiwa,- Hari Buruh juga sering disebut sebagai May Day di beberapa negara.
Istilah “May Day” berasal dari tradisi perayaan musim semi di beberapa budaya di Eropa yang dirayakan pada bulan Mei.
Pada saat yang sama, May Day juga menjadi simbol perjuangan buruh global yang memperingati peristiwa Haymarket Square di Chicago pada tahun 1886 yang memunculkan momentum penting dalam gerakan buruh internasional.
Sehingga, istilah “May Day” menjadi sinonim dengan Hari Buruh atau Hari Pekerja Internasional yang peringatannya pada tanggal 1 Mei setiap tahunnya.
Perayaannya untuk menghormati perjuangan buruh dalam memperoleh hak-hak mereka, seperti perlindungan kerja, upah yang adil, dan kondisi kerja yang layak.
Baca juga:
Memperingati Hari Kartini 21 April: Inspirasi Perjuangan dan Pemikiran RA Kartini
Sejarah Hari Buruh Internasional
Peringatan ini memiliki sejarah yang panjang dan penting dalam perjuangan buruh di seluruh dunia.
Pada abad ke-19, buruh di berbagai negara, terutama di Amerika Serikat dan Eropa, berjuang untuk jam kerja yang lebih adil, menginginkan standar kerja yang manusiawi seperti delapan jam kerja sehari.
Pada 1 Mei 1886, di Chicago, AS, ribuan buruh menggelar demonstrasi untuk mendukung perjuangan jam kerja yang lebih pendek.
Baca juga:
Ribuan Calon Jemaah Haji Ciamis Ikuti Bimbingan Manasik
Demonstrasi ini berlangsung secara damai hingga terjadi kerusuhan di Haymarket Square pada 4 Mei, yang menyebabkan kematian dan luka-luka di antara polisi dan demonstran.
Sebagai respons terhadap peristiwa Haymarket dan untuk menghormati perjuangan buruh, International Socialist Congress pada tahun 1889 memutuskan untuk merayakan Hari Buruh Internasional setiap tanggal 1 Mei.
Seiring dengan waktu, banyak negara di dunia mengakui peringatan ini sebagai hari libur resmi, menjadi momen untuk mengingat dan memperingati perjuangan buruh dalam memperoleh hak-hak kerja yang adil.
Selain itu, tanggal 1 Mei juga menjadi simbol solidaritas global di antara pekerja di berbagai negara dan sektor, mengingatkan akan pentingnya perlindungan sosial, upah yang layak, kesempatan kerja yang adil, dan kondisi kerja yang manusiawi.
Baca juga:
Peringati Hari Angkutan Nasional: Meningkatkan Kualitas Layanan Transportasi di Indonesia
Sejarah Hari Buruh di Indonesia
Sejarahnya di Indonesia juga memiliki latar belakang yang penting dalam perjuangan pekerja untuk hak-hak mereka.
Perjuangan buruh di Indonesia dimulai pada masa kolonial Belanda, para buruh berjuang untuk hak-hak dasar seperti upah yang adil, jam kerja yang manusiawi, dan kondisi kerja yang layak.
Organisasi Sarekat Islam (SI) menjadi salah satu penggerak utama perjuangan buruh di awal abad ke-20.
Mereka memperjuangkan hak-hak pekerja dalam kondisi yang masih penuh tekanan dan eksploitasi di bawah pemerintahan kolonial Belanda.
Setelah kemerdekaan Indonesia, perjuangan buruh terus berlanjut untuk memperjuangkan hak-hak sosial, ekonomi, dan politik mereka.
Organisasi seperti Kongres Sarekat Buruh Indonesia (KSBI) aktif dalam memperjuangkan kepentingan pekerja.
Pada tahun 1955, Pemerintah Indonesia mengakui tanggal 1 Mei sebagai Hari Buruh Nasional melalui Surat Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Kesejahteraan Sosial Republik Indonesia.
Sejak itu, setiap tanggal 1 Mei para buruh di Indonesia memperingatinya sebagai momen untuk menghargai perjuangan buruh dan mengingat sejarah perjuangan pekerja dalam memperjuangkan hak-hak mereka.
Baca juga:
Sejarah Hari Bumi 22 April dan Perjalanan Pergerakan Lingkungan
Perayaan di Berbagai Belahan Dunia
Perayaannya di seluruh dunia mencerminkan beragam budaya, tradisi, dan aktivitas yang memperingati perjuangan dan pencapaian buruh dalam memperjuangkan hak-hak mereka.
Para buruh di berbagai belahan dunia melakukan berbagai cara unik saat merayakan peringatan ini.
1. Amerika Serikat
Buruh di Amerika Serikat, merayakan momen 1 Mei dengan parade besar di berbagai kota, konser musik, pawai bendera, dan acara keluarga seperti piknik dan permainan.
Organisasi pekerja dan serikat buruh sering mengadakan pertemuan publik untuk membahas isu-isu ketenagakerjaan.
2. Inggris
Di Inggris, orang-orang mengadakan tradisi yang terkenal, yaitu “Maypole dancing,” di mana mereka menari di sekitar maypole yang dihiasi dengan pita warna-warni. Mereka juga mengadakan festival tradisional dengan musik, tarian, dan permainan.
Baca juga:
18 April: Memperingati Hari Monumen dan Situs Internasional
3. Jerman
Di Jerman, perayaan dikenal sebagai “Tanz in den Mai” (Dance into May), orang-orang merayakan dengan pesta, tarian, dan acara-acara sosial.
Bendera merah dan putih, simbol gerakan buruh, berkibar di tempat-tempat umum.
4. Prancis
Demonstrasi besar-besaran di Paris dan kota-kota lainnya menjadi ciri khas peringatan momen ini di Prancis. Istilah lainnya di Prancis adalah “Fête du Travail”.
Pagelaran berbagai acara budaya, seperti pertunjukan seni, konser musik, dan pameran, juga memeriahkan momen ini untuk merayakan perjuangan buruh.
5. Australia
Para buruh merayakan momen ini dengan “Labour Day Picnics” di taman-taman umum dan pantai-pantai. Ada juga parade, konser musik, dan pertunjukan seni untuk memperingati hari tersebut.
6. Korea Selatan
Di Korea Selatan, para buruh memperingatinya dengan demonstrasi besar-besaran di Seoul dan kota-kota lainnya, para pekerja dan serikat buruh mengadvokasi hak-hak pekerja dan isu-isu ketenagakerjaan.
Baca juga:
Hari ini, 18 April: 69 Tahun KTT Asia-Afrika
7. Indonesia
Di Indonesia, para buruh sering merayakannya dengan demonstrasi, konser musik, dan pawai di berbagai kota. Pemerintah dan organisasi pekerja juga sering mengadakan acara-acara edukasi dan sosial untuk memperingati perjuangan buruh.
Setiap negara memiliki cara dan tradisi unik dalam merayakan momen bersejarah ini, tetapi semua perayaan tersebut bertujuan untuk menghargai kontribusi pekerja dan mengingatkan akan pentingnya hak-hak pekerja dalam masyarakat.***