Kemendikdasmen Kawal Ketat MPLS Ramah, Cegah Perundungan Sejak Hari Pertama Sekolah

SMKN 3 Semarang Jadi Contoh Praktik Baik Pengenalan Sekolah Bebas Kekerasan

Di hari keempat MPLS Ramah, Inspektur Jenderal Kemendikdasmen, Faisal Syahrul, meninjau langsung pelaksanaannya di SMK Negeri 3 Semarang, Jawa Tengah, Kamis (17/7/2025). (Foto: Dok. Kemendikdasmen)
Di hari keempat MPLS Ramah, Inspektur Jenderal Kemendikdasmen, Faisal Syahrul, meninjau langsung pelaksanaannya di SMK Negeri 3 Semarang, Jawa Tengah, Kamis (17/7/2025). (Foto: Dok. Kemendikdasmen)
banner 120x600
banner 468x60

Semarang, Beranda Peristiwa – Di hari keempat MPLS Ramah, Inspektur Jenderal Kemendikdasmen, Faisal Syahrul, meninjau langsung pelaksanaannya di SMK Negeri 3 Semarang, Jawa Tengah, Kamis (17/7/2025).

Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) terus memperkuat pengawasan pelaksanaan Masa Pengenalan Lingkungan Satuan Pendidikan (MPLS) agar berlangsung ramah, edukatif, dan bebas perundungan.

banner 325x300

Di hari keempat MPLS Ramah, Inspektur Jenderal Kemendikdasmen, Faisal Syahrul, meninjau langsung pelaksanaannya di SMK Negeri 3 Semarang, Jawa Tengah, Kamis (17/7/2025).

“Pemantauan ini untuk memastikan bahwa MPLS dijalankan sesuai ketentuan dan benar-benar ramah. Siswa harus merasa diterima dan nyaman sejak hari pertama sekolah,” ujar Faisal.

Ia menegaskan bahwa MPLS tak boleh menjadi ajang kekerasan terselubung, melainkan ruang adaptasi dan pembekalan awal bagi siswa, terutama saat transisi dari SMP ke jenjang menengah.

Faisal menambahkan, pemantauan MPLS Ramah juga dilakukan oleh seluruh jajaran Kemendikdasmen di berbagai daerah, termasuk Menteri Abdul Mu’ti yang hadir langsung di Sumbawa.

Sejauh ini, belum ditemukan pelanggaran.

“Kami membuka kanal aduan melalui Unit Layanan Terpadu (ULT). Media dan masyarakat bisa ikut memantau dan melaporkan,” ujarnya.

SMK Negeri 3 Semarang

SMK Negeri 3 Semarang diapresiasi sebagai sekolah yang konsisten menjalankan prinsip MPLS Ramah.

Kepala Sekolah Harti menyampaikan bahwa seluruh agenda MPLS didesain terbuka dan kolaboratif.

“Kami mengikuti SE Mendikdasmen Nomor 10 Tahun 2025. Kegiatan kami dokumentasikan dan publikasikan agar orang tua bisa memantau,” katanya.

Selama lima hari, sebanyak 432 siswa baru diperkenalkan pada program sekolah, kurikulum, lingkungan, hingga bahaya narkoba dan pentingnya karakter.

Fokus utama MPLS adalah membangun budaya positif dan mencegah kekerasan sejak dini.

SMKN 3 Semarang juga melibatkan 19 lembaga mitra eksternal, seperti kepolisian, BNN, Satpol PP, hingga LSM, untuk memperkuat perlindungan peserta didik.

“Kami lengkapi sekolah dengan CCTV di tiap sudut. Sistem pengawasan ini mendukung upaya mencegah kekerasan fisik, verbal, dan digital,” tambah Harti.

Salah satu siswa baru, Marlita Artha Lina, mengaku senang dengan pengalaman MPLS yang informatif dan suportif.

“Kegiatannya sangat membantu saya mengenal sekolah dan teman-teman baru. Saya juga belajar tentang bahaya narkoba dan pentingnya saling menghormati,” tuturnya.***

Sumber: Siaran Pers Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah No. 365/sipers/A6/VII/2025
Views: 15

Views: 14

banner 325x300