BerandaPeristiwa,- Tiga cara bersyukur kepada Allah dapat diwujudkan dalam tiga bentuk: syukur dengan hati, syukur dengan lisan, dan syukur dengan amal perbuatan.
Begitu banyak nikmat yang Allah berikan kepada kita, nikmat yang sering kali kita anggap sepele dan terlewatkan tanpa disadari. Sebagai manusia, kita sering kali lebih fokus pada apa yang belum kita miliki dibandingkan apa yang telah kita dapatkan.
Oleh karena itu, tidak henti-hentinya kita harus mengajak diri kita dan orang-orang di sekitar kita untuk senantiasa bersyukur kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Allah telah menjanjikan dalam Al-Qur’an, tepatnya dalam surat Ibrahim ayat 7, bahwa jika kita bersyukur, Allah akan menambahkan nikmat-Nya kepada kita.
Sebaliknya, jika kita kufur atau tidak bersyukur, sesungguhnya azab Allah sangatlah pedih. Ini adalah peringatan yang sangat jelas bahwa bersyukur bukanlah sekadar pilihan, melainkan sebuah keharusan yang membawa konsekuensi besar.
Tiga Cara Bersyukur kepada Allah
1. Syukur dengan Hati (Asy-Syukru bil Qalbi)
Syukur dengan hati adalah meyakini dan memahami bahwa segala sesuatu yang kita miliki saat ini berasal dari Allah. Ketika kita menyadari bahwa semua yang datang kepada kita, baik itu kebaikan maupun cobaan, adalah ketentuan Allah, hati kita akan lebih tenang dan jauh dari rasa gelisah.
Para ulama mengajarkan bahwa hati kita seharusnya hanya bersandar kepada Allah, karena segala nikmat dan ujian yang kita terima adalah bagian dari rencana-Nya yang terbaik untuk kita.
2. Syukur dengan Lisan (Asy-Syukru billisan)
Syukur dengan lisan adalah dengan memperbanyak mengucapkan kalimat thayyibah seperti “Alhamdulillah”. Setiap kali kita mendapatkan nikmat, sebutlah “Alhamdulillahilladzi bini’matihi tatimushalihat”.
Bahkan ketika kita menghadapi kesulitan, tetaplah bersyukur dengan mengucapkan “Alhamdulillahi ala kulli haal”, karena kita yakin bahwa di balik setiap kesulitan pasti ada kebaikan yang Allah persiapkan untuk kita.
3. Syukur dengan Amal Perbuatan (Asy-Syukru bil ‘Amal)
Syukur dengan amal perbuatan adalah menggunakan nikmat yang Allah berikan untuk hal-hal yang disukai oleh-Nya. Misalnya, dengan memperbaiki ibadah, meningkatkan kualitas sholat, membaca Al-Qur’an, dan berbagi kepada sesama.
Sebagai contoh, ketika kita masih diberi kesehatan dan kelapangan, berpuasalah pada hari-hari yang dianjurkan, seperti pada hari Arafah. Jika kita memiliki kelapangan rizki, berqurbanlah sebagai tanda syukur.
Bersyukur bukan hanya karena hidup kita sempurna atau semua keinginan kita tercapai, tetapi karena kita percaya bahwa Allah selalu memberikan yang terbaik untuk kita.
Kebahagiaan sejati bukan terletak pada banyaknya harta atau kesenangan duniawi, tetapi pada rasa cukup dan puas dengan apa yang Allah berikan.
Rasulullah SAW mengajarkan bahwa seseorang yang senantiasa bersyukur akan selalu merasa bahagia, karena dia menyadari betapa sempurnanya nikmat Allah dalam hidupnya. Oleh karena itu, jangan menunggu kebahagiaan datang baru kita bersyukur, tetapi bersyukurlah, maka kebahagiaan akan datang menghampiri.
Di akhir hidup kita, semoga kita termasuk dalam golongan orang-orang yang dipanggil dengan panggilan yang mulia, “Hai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang ridha lagi diridhai. Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke dalam surga-Ku.”
Mari, perbanyaklah syukur kita kepada Allah, sehingga hidup kita senantiasa diberkahi dan dipenuhi dengan ketenangan. Ingatlah, syukur adalah kunci dari kebahagiaan sejati.