Tradisi Wiwitan: Memulai Musim Panen dengan Syukur dan Harapan

Upacara penghormatan kepada Dewi Sri. Dipercaya masyarakat jawa sebagai dewi padi

Tradisi wiwitan/image credit: denmasdeni.blogspot.com
Tradisi wiwitan/image credit: denmasdeni.blogspot.com
banner 120x600
banner 468x60

BerandaPeristiwa,- Tradisi wiwitan adalah salah satu tradisi adat yang berkembang di berbagai daerah di Indonesia, khususnya di Jawa.

Tradisi ini merupakan sebuah upacara yang dilakukan untuk menandai dimulainya musim panen padi.

banner 325x300

Wiwitan tidak hanya mencerminkan kearifan lokal dalam menghargai alam dan hasil bumi, tetapi juga menjadi momen kebersamaan dan rasa syukur masyarakat terhadap berkah yang telah diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa.

Kata “wiwitan” berasal dari bahasa Jawa yang berarti “permulaan” atau “awal.” Upacara wiwitan merupakan bentuk penghormatan kepada Dewi Sri, dewi padi dalam kepercayaan masyarakat Jawa yang dianggap sebagai pemberi kesuburan dan kesejahteraan.

Tradisi ini telah dilakukan secara turun-temurun dan menjadi bagian penting dalam kehidupan agraris masyarakat Jawa.

Makna utama dari tradisi wiwitan adalah rasa syukur atas hasil panen yang melimpah dan harapan agar musim panen berikutnya juga diberkahi.

Selain itu, tradisi ini juga mengandung nilai-nilai kebersamaan, gotong royong, dan kearifan lokal dalam menjaga keseimbangan alam.

Pelaksanaan upacara wiwitan bervariasi di setiap daerah, namun secara umum terdapat beberapa tahapan yang umum dilakukan:

1. Persiapan

Sebelum upacara dimulai, masyarakat akan mempersiapkan berbagai perlengkapan seperti sesaji yang terdiri dari nasi tumpeng, lauk pauk, buah-buahan, kue-kue tradisional, serta air suci.

Sesaji ini disiapkan sebagai simbol rasa syukur dan persembahan kepada Dewi Sri.

2. Doa dan Ritual

Upacara dimulai dengan doa bersama yang dipimpin oleh seorang tetua adat atau sesepuh desa.

Doa ini berisi ungkapan syukur kepada Tuhan dan permohonan agar hasil panen melimpah serta terhindar dari segala marabahaya.

Selain doa, seringkali dilakukan juga ritual tabur bunga dan penyiraman air suci pada sawah sebagai simbol penyucian dan pemberian berkah.

3. Pemotongan Padi Pertama

Setelah doa dan ritual, dilanjutkan dengan pemotongan padi pertama sebagai simbol dimulainya panen. Padi pertama yang dipotong biasanya dipilih yang paling subur dan baik.

Pemotongan ini dilakukan dengan penuh khidmat dan seringkali diiringi oleh gamelan atau musik tradisional.

4. Syukuran dan Pesta Rakyat

Setelah padi pertama dipotong, masyarakat akan mengadakan syukuran dengan makan bersama dan berbagai kegiatan hiburan seperti tari-tarian, wayang kulit, atau pertunjukan seni lainnya.

Momen ini menjadi ajang kebersamaan dan mempererat tali silaturahmi antar warga.

Dengan melestarikan tradisi wiwitan, kita tidak hanya menjaga warisan budaya nenek moyang, tetapi juga menanamkan nilai-nilai kebersamaan, rasa syukur, dan penghormatan terhadap alam kepada generasi penerus. Semoga tradisi wiwitan dapat terus dilestarikan dan menjadi bagian dari identitas budaya bangsa Indonesia. (Sinta/BerandaPeristiwa)

Sumber: https://samigaluh.kulonprogokab.go.id/detil/488/tradisi-wiwitan-menjadi-budaya-jawa-yang-adiluhung
https://www.beritamagelang.id/kolom/daya-hidup-tradisi-wiwitan
https://piat.ugm.ac.id/2023/02/16/melestarikan-budaya-jawa-tradisi-wiwitan-masih-dilakukan-di-piat-ugm/
banner 325x300