BerandaPeristiwa, Kota Banjar,- Bakal Calon Wali Kota Banjar, Dani Danial Mukhlis, mengungkapkan gagasan saat Saresehan Mencari Figur Terbaik Pemimpin Banjar di Gedung DPRD Kota Banjar, Minggu (5/5/2024).
Pada kegiatan yang diinisiasi oleh Tim 6 bersama Cipayung Plus ini, Dani Danial Mukhlis mengacu pada prinsip Tri Tangtu dalam budaya sunda untuk konteks pembangunan Banjar ke depan.
“Sebagai seorang pembelajar budaya, saya diajarkan oleh guru saya, biasanya orang budaya itu punya prinsip tentang Tri Tangtu,” katanya.
Kang Danial, sapaan akrabnya, menjelaskan bahwa Tri Tangtu adalah konsep yang mengandung tiga prinsip penting yang mencerminkan cara berpikir seorang budayawan.
Dengan pendekatan holistik, konsep ini menggambarkan tiga aspek utama, yaitu wilayah ketuhanan, kemanusiaan, dan kealaman.
Dari prinsip ini, dia merumuskan konsep tata pemerintahan yang menggabungkan teokrasi demokrasi, dan biokrasi.
Baca juga:
Pemkab Ciamis Peringati Hari Otonomi Daerah, Ini Sejarahnya
Konsep pertama, teokrasi, merujuk pada sistem pemerintahan yang berdasarkan pada prinsip-prinsip keagamaan, di mana nilai-nilai ketuhanan menjadi landasan utama.
“Nilai-nilai keilahian itu betul-betul harus membumi dan diimplementasikan dalam cara berpikir untuk menata pemerintahan ke depan,” jelasnya.
Kemudian, konsep kedua adalah demokrasi yang mengacu pada prinsip pemerintahan di mana pemberdayaan manusia menjadi fokus utama.
Konsep ketiga adalah biokrasi, sebuah istilah yang relatif baru dan mulai terkenal dalam beberapa waktu ini. Saat ini, kata Danial isu biokrasi semakin terdengar di berbagai negara.
“Biokrasi menggambarkan sistem pemerintahan yang tidak hanya memprioritaskan kepentingan manusia, tetapi juga keberlangsungan alam,” paparnya.
Baca juga:
Rekomendasi Tempat Nongkrong Asik di Kota Banjar
Nawacara Kahuripan
Dari ketiga hal tadi, mantan Ketua KPU Kota Banjar ini kemudian merumuskan Nawacara Kahuripan, yang mencakup 9 agenda atau program untuk membangun kehidupan masyarakat Kota Banjar ke depan.
Dalam konteks mengembangkan ide-ide dan visi-misi ke depan, selama sekitar tiga bulan terakhir, Kang Danial, mengaku telah aktif terlibat dalam dialog dan komunikasi dengan masyarakat.
“Saya mencatat betul ragam persoalan, beragam permasalahan juga ragam harapan dari warga masyarakat berkaitan dengan Kota Banjar ke depan,” jelasnya.
Dari catatan-catatan tersebut, ia kemudian membaginya menjadi tiga hal yang menurutnya adalah problem-problem akar yang terjadi hari ini di Kota Banjar.
“Pertama Nata Sukma, kedua Nata Waruga, dan ketiga Nata Wanda,” lanjutnya
Dengan menggunakan konsep Nata Sukma, Kang Danial akan menggunakan hal ini sebagai dasar untuk membangun masyarakat yang memiliki pola pikir yang berkelanjutan dan terorganisir secara sistematis.
Baca juga:
Peringati Hari Angkutan Nasional: Meningkatkan Kualitas Layanan Transportasi di Indonesia
Dia mengharapkan dapat mengembangkan sikap mental yang positif dan berkelanjutan di kalangan penduduk Kota Banjar.
Sementara itu, konsep Nata Waruga dihadirkan sebagai langkah untuk meningkatkan fasilitas dan infrastruktur di Kota Banjar dengan tujuan mendukung kemajuan dan kesejahteraan masyarakat.
Dengan Nata Wanda, Kang Danial ingin membangun semangat kebanggaan warga untuk Kota Banjar di masa depan.
Sebagai pembelajar budaya, dia berharap agar konsep Nata Wanda dapat memotivasi masyarakat untuk bangga dengan Kota Banjar.
“Hingga saat ini, saya belum melihat apakah masyarakat Kota Banjar memiliki rasa bangga terhadap akar budayanya. Bangga ka Kota Banjar kunaon na?,” ujarnya.***