François Letexier: Wasit Kontroversial dalam Laga Indonesia U-23 vs Guinea U-23, Pernah Jadi Musuh Warga Nantes

Tiga keputusan kontroversial François Letexier sangat merugikan Timnas Indonesia U-23

François Letexier, wasit kontroversial dalam laga Indonesia U-23 vs Guinea U-23, pernah jadi musuh warga Nantes. Foto: Twitter.com
François Letexier, wasit kontroversial dalam laga Indonesia U-23 vs Guinea U-23, pernah jadi musuh warga Nantes. Foto: Twitter.com
banner 120x600
banner 468x60

BerandaPeristiwa,- François Letexier, wasit sepak bola asal Prancis kembali menjadi sorotan setelah serangkaian keputusan kontroversialnya saat memimpin laga playoff Olimpiade 2024 antara Timnas Indonesia U-23 melawan Guinea U-23 di INF Clairefontaine, Clairefontaine-en-Yvelines, Prancis, Kamis (9/5/2024) malam WIB.

Letexier lahir pada 24 April 1989 di Bédée, Prancis.

banner 325x300

Dia mulai meniti karirnya sebagai wasit di level domestik pada tahun 2015, memimpin pertandingan di Ligue 2 sebelum kemudian naik ke Ligue 1 pada tahun 2016.

Keputusan-keputusan kontroversial François Letexier seringkali menjadi bahan pembicaraan dalam dunia sepak bola.

Salah satunya adalah pada 24 Oktober 2022, saat ia menjadi sorotan dalam pertandingan Ligue 1 antara Nice dan Nantes.

Insiden di menit ke-19 di mana bola mengenai kedua lengan Mattia Viti, namun Letexier tidak memberikan penalti kepada Nantes, menjadi perdebatan hangat.

Di sisi lain, keputusannya memberikan penalti kontroversial kepada Nice di penghujung pertandingan juga menuai kritik.

Akibat keputusan kontroversialnya ini, François Letexier pernah dianggap sebagai musuh warga Nantes. Bahkan ancaman pembunuhan pernah terjadi.

Baca juga:

Hasil Playoff Olimpiade 2024: Timnas Indonesia U-23 Kalah Tipis 0-1 dari Guinea U-23

Tiga Keputusan Kontroversial François Letexier di Laga Indonesia U-23 vs Guinea U-23

Keputusan kontroversial François Letexier dalam laga playoff Olimpiade 2024 juga kembali menjadi perbincangan hangat.

Keputusannya berbuah dua penalti kontroversial dan satu kartu merah untuk coach STY pada laga Indonesia U-23 melawan Guinea U-23.

Berikut beberpa keputusan kontroversial François Letexier:

Pertama, saat Witan Sulaeman melakukan pelanggaran terhadap pemain Guinea di area yang sebenarnya berada di luar garis penalti.

Namun, secara kontroversial, wasit memberikan penalti untuk Guinea pada menit ke-28.

Dalam tayangan ulang, terlihat bahwa Witan melakukan pelanggaran di luar kotak penalti, meskipun Bah jatuh di dalam kotak penalti.

Namun, karena tidak ada sistem VAR, wasit tidak dapat melihat ulang insiden tersebut.

Ilaix Moriba, yang bertindak sebagai eksekutor penalti, melaksanakan tugasnya dengan baik.

Moriba berhasil mencetak gol ke gawang Ernando Ari pada menit ke-29, sehingga Guinea memimpin sementara 1-0 atas Indonesia.

Pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae Yong, mengungkapkan protesnya dengan keras kepada wasit dan mengekspresikan kemarahannya.

Pelatih asal Korea Selatan tersebut berpendapat bahwa pelanggaran yang dilakukan oleh Witan terjadi di luar kotak penalti.

Kedua, pada menit ke-73, wasit kembali mengambil keputusan kontroversial dengan memberikan penalti kedua kepada Guinea setelah Alfeandra Dewangga melakukan tekel yang berhasil mengenai bola saat berebut bola dengan Algassime Bah.

Dewangga terkejut ketika wasit Francois Letexier memberikan penalti.

Alfeandra Dewangga kemudian memberikan tepuk tangan sebagai tanda sindiran kepada wasit.

Untungnya, tendangan penalti dari pemain Guinea, Algassime Bah, mengenai tiang sebelah kanan gawang Indonesia.

Ketiga, Francois Letexier menghadiahi coach STY kartu merah karena protes terhadap keputusan penalti kedua untuk Guinea U-23.

Awalnya, Francois Letexier memberikan peringatan kepada Shin Tae Yong yang marah-marah dengan memberikan kartu kuning.

Shin Tae Yong tetap gigih dalam melakukan protes kepada wasit, akhirnya mendapatkan kartu kuning kedua dan wasit François Letexier menghadiahi STY kartu merah dan menyuruhnya keluar lapangan.

Shin Tae Yong menolak untuk keluar dari lapangan setelah diberi kartu merah. Teriakan protesnya menggema di lapangan.***

banner 325x300