Ciamis Jadi Tuan Rumah HUT Pramuka ke-63 Tingkat Jawa Barat

HUT Pramuka ke-63 tingkat Jawa Barat berlangsung meriah

Ketua Kwarcab Gerakan Pramuka Ciamis, Nanang Permana saat menyampaikan sambutan di perayaan HUT Pramuka ke-63 tingkat Jawa Barat di Taman Lokasana Ciamis/foto: dok. berandaperistiwa
Ketua Kwarcab Gerakan Pramuka Ciamis, Nanang Permana saat menyampaikan sambutan di perayaan HUT Pramuka ke-63 tingkat Jawa Barat di Taman Lokasana Ciamis/foto: dok. berandaperistiwa
banner 120x600
banner 468x60

BerandaPeristiwa, Ciamis,- Kabupaten Ciamis menjadi tuan rumah perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Pramuka ke-63 tingkat Jawa Barat. Ribuan anggota Pramuka dari 27 kabupaten/kota di Jawa Barat merayakannya di Taman Lokasana, Sabtu (31/8/2024)

Rangkaian Kegiatan Menarik Warnai Perayaan

Perayaan HUT Pramuka ke-63 tingkat Jawa Barat ini dimeriahkan dengan berbagai kegiatan yang menampilkan keunikan dan kekayaan budaya serta keterampilan para anggota Pramuka.

banner 325x300

Di antaranya penampilan koloni senapan dari Saka Wirakartika Kodim 0613/Ciamis yang menggambarkan kedisiplinan dan keterampilan baris berbaris.

Tak ketinggalan, kesenian tradisional seperti dongkur dan seni kolotik turut menghibur para peserta. Gelaran kolosal “Medar Kaulinan” yang melibatkan 2.500 anggota Pramuka dari berbagai daerah di Jawa Barat dipandu oleh Sakola Motekar Deni Weje menghadirkan permainan tradisional dalam kemasan yang menarik dan edukatif.

Pramuka Adalah Pilar Ketahanan Pangan

Ketua Kwartir Nasional (Kwarnas) Gerakan Pramuka, Budi Waseso, memberikan perhatian khusus pada peran penting Pramuka dalam menjaga ketahanan pangan.

Ia menegaskan bahwa Pramuka tidak hanya tentang kegiatan kepramukaan semata, tetapi juga tentang kontribusi nyata dalam membangun bangsa.

“Melalui Pramuka, kita tidak hanya belajar tentang disiplin dan kepemimpinan, tetapi juga bagaimana mempersiapkan generasi muda yang mandiri dalam urusan pangan,” kata Budi kepada media usai kegiatan.

Budi memberikan contoh bahwa di Ciamis, Pramuka terlibat secara aktif dalam upaya ketahanan pangan, seperti dengan menanam padi, ubi, singkong, dan jagung.

“Ini adalah contoh konkret bagaimana Pramuka dapat berkontribusi pada ketahanan pangan nasional,” tambahnya.

Ia juga menekankan pentingnya swasembada pangan sebagai salah satu pilar kemandirian bangsa. Budi menegaskan bahwa pangan adalah kebutuhan mendasar yang tidak bisa ditunda.

“Melalui ketahanan pangan yang kuat, kita dapat memastikan negara kita tidak tergantung pada impor dan lebih mandiri. Inilah yang kita bangun melalui Pramuka, terutama di daerah-daerah seperti Ciamis yang memiliki potensi besar dalam bidang pertanian,” tambahnya.

Pramuka Adalah Garda Terdepan dalam Menjaga Pancasila dan NKRI

Mabicab Ciamis, H. Engkus Sutisna,  menyampaikan pentingnya peran Pramuka dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan nilai-nilai Pancasila.

Menurutnya, Pramuka adalah benteng terakhir dalam menghadapi berbagai tantangan zaman, mulai dari perkembangan teknologi yang pesat hingga maraknya pengaruh budaya asing.

“Gerakan Pramuka sangat tepat sebagai organisasi yang mampu menganalisis dan menghadapi tantangan zaman. Dengan pendidikan yang mencakup life skills, soft skills, dan hard skills, Pramuka membentuk generasi muda yang siap menghadapi dunia dengan kecerdasan spiritual, emosional, sosial, intelektual, dan fisik yang seimbang,” ujar Engkus Sutisna.

Ia juga menekankan bahwa Gerakan Pramuka harus terus bertransformasi untuk menghadapi masa depan.

“Pramuka bukan hanya tentang membangun karakter, tetapi juga tentang memberikan kontribusi nyata dalam pembangunan bangsa, termasuk melalui kegiatan bakti sosial, pelestarian lingkungan, dan pengembangan ekonomi. Inilah yang membuat Pramuka relevan dan penting dalam menyongsong Indonesia Emas 2045,” tegasnya.

Program Ketahanan Pangan oleh Pramuka di Ciamis

Dalam kesempatan ini, Ketua Kwartir Cabang (Kwarcab) Pramuka Ciamis, Nanang Permana, membawa tanaman padi dalam polybag hasil dari Gerakan Nanam Padi (GNP).

Nanang menjelaskan bahwa sejak tahun 2020, Kwarcab Ciamis telah menggalakan program ini. Menanam padi di darat, bukan di sawah.

“Panen perdana dari program ini dilakukan oleh Kak Atalia pada Desember 2020. Yang kami hadirkan hari ini usia rata-rata 70 hari sampai 80 hari karena padi ini akan panen di usia 100 hari,” jelas Nanang.

Nanang juga menyampaikan bahwa Kwarcab Ciamis memiliki varietas padi yang bisa dipanen dalam 70 hari, serta jagung yang bisa tumbuh hingga setinggi tiga meter dan menghasilkan hingga lima tongkol per batang.

Dalam program tersebut, setiap Kwartir Ranting di Ciamis diberikan 25 butir benih padi dan 5 butir benih jagung untuk dikembangkan.

Benih yang ditanam adalah jenis inbrida, bukan hibrida dan bukan hasil rekayasa genetik. Sehingga hasilnya bisa ditanam kembali. Hal ini dimaksudkan untuk mencapai kedaulatan benih dan menghindari ketergantungan pada tengkulak benih.

Nanang berpendapat, kedaulatan pangan tidak akan pernah terwujud jika benih tetap dipegang oleh para tengkulak benih.

“Jadi kalau program pemerintahan yang akan datang, urusan makan dan ketahanan pangan insya Allah di Ciamis anak-anak pramukanya mudah-mudahan sudah bisa makan dari halaman rumah sendiri. Tidak harus tergantung pada barang-barang makanan impor,” jelas Nanang.***

banner 325x300