Kemendikdasmen dan Badan Gizi Nasional Jalin Kerja Sama, Perkuat Pemenuhan Gizi Peserta Didik

Program Makan Bergizi Gratis Diharapkan Dapat Meningkatkan Kesehatan dan Prestasi Akademik Anak Sekolah

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti (kanan) menandatangani Nota Kesepahaman dengan Kepala Badan Gizi Nasional, Dadan Hendiyana (kiri). (Foto: Istimewa)
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti (kanan) menandatangani Nota Kesepahaman dengan Kepala Badan Gizi Nasional, Dadan Hendiyana (kiri). (Foto: Istimewa)
banner 120x600
banner 468x60

JAKARTA,- Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) resmi menandatangani Nota Kesepahaman dengan Badan Gizi Nasional untuk memperkuat kerja sama dalam pemenuhan gizi bagi peserta didik di seluruh Indonesia, Kamis (27/3/2024).

Langkah ini menjadi bagian dari strategi nasional dalam membangun generasi yang lebih sehat, cerdas, dan berdaya saing menuju Indonesia Emas 2045.

banner 325x300

Dalam acara yang digelar di Gedung A, Lantai 3, Kemendikdasmen, kerja sama ini menandai komitmen pemerintah dalam meningkatkan akses makanan bergizi di lingkungan sekolah.

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, menegaskan bahwa pemenuhan gizi yang baik memiliki dampak signifikan terhadap perkembangan kognitif anak dan prestasi akademik mereka.

Makan Bergizi Gratis Jadi Program Unggulan

Sebagai bagian dari inisiatif ini, pemerintah telah meluncurkan program Makan Bergizi Gratis (MBG) sejak Januari 2025.

Program ini bertujuan memastikan anak-anak mendapatkan makanan sehat dan bergizi di sekolah, terutama bagi kelompok rentan.

“Kami berterima kasih karena penerima manfaat terbesar dari program ini adalah mereka yang belajar di Kemendikdasmen, mulai dari PAUD hingga SMA. Dengan program Makan Bergizi Gratis, Insya Allah kita memiliki generasi yang lebih sehat, kuat, dan berkarakter,” ujar Menteri Abdul Mu’ti dalam sambutannya.

Tak hanya berfokus pada pemenuhan gizi, program ini juga menjadi sarana untuk membangun karakter peserta didik, seperti menanamkan kebiasaan berdoa sebelum makan, menjaga kebersihan, serta meningkatkan rasa tanggung jawab dan disiplin.

Dampak Positif dan Tantangan Pemenuhan Gizi

Kepala Badan Gizi Nasional, Dadan Hendiyana, menyatakan bahwa akses makanan bergizi masih menjadi tantangan besar bagi sebagian keluarga miskin.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik 2024, angka prevalensi ketidakcukupan konsumsi pangan di Indonesia masih mencapai 8,53 persen.

Selain itu, banyak anak yang mengalami kekurangan zat gizi mikro, sementara di sisi lain, prevalensi obesitas juga meningkat akibat pola makan tidak sehat.

“Jika intervensi ini tidak dilakukan sejak dini, kita berisiko memiliki tenaga kerja produktif yang kurang berkualitas pada tahun 2045,” ungkap Dadan.

Badan Gizi Nasional mencatat bahwa setelah setahun menjalankan program MBG di sekolah-sekolah, terjadi peningkatan kehadiran siswa hingga 99 persen. Anak-anak juga terlihat lebih sehat dan aktif dalam proses belajar mengajar.

Sinergi Strategis untuk Masa Depan Anak Indonesia

Sekretaris Jenderal Kemendikdasmen, Suharti, menyampaikan bahwa Nota Kesepahaman ini mencakup kerja sama di berbagai aspek, termasuk peningkatan kapasitas tenaga pendidik, pemanfaatan sarana dan prasarana sekolah, serta pertukaran data dan informasi terkait pemenuhan gizi.

Acara ini juga dihadiri oleh berbagai mitra strategis, seperti UNICEF dan Tanoto Foundation, yang turut mendukung implementasi program ini di sekolah-sekolah.

Dengan kerja sama ini, pemerintah berharap setiap anak Indonesia mendapatkan asupan gizi yang cukup, sehingga mereka dapat tumbuh sehat dan siap menghadapi masa depan.

Program Makan Bergizi Gratis diharapkan tidak hanya meningkatkan kesehatan anak-anak di sekolah, tetapi juga menjadi investasi jangka panjang dalam membangun sumber daya manusia yang unggul dan berdaya saing global.***


Sumber: Siaran Pers Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor: 144/sipers/A6/III/2025

Views: 1

Views: 1

banner 325x300

Tinggalkan Balasan