BerandaPeristiwa, Ciamis,- Bacalon Gubernur Jawa Barat dari PDI Perjuangan, Jeje Wiradinata, menegaskan bahwa pencalonannya bukan tentang menang atau kalah, tetapi lebih kepada kewajiban yang harus dijalankan sebagai tugas dari partai.
Hal ini diungkapkan Jeje Wiradinata usai menghadiri Rakercab khusus PDI Perjuangan Kabupaten Ciamis di Gedung KH. Irfan Hielmy, Islamic Center Ciamis, Kamis (12/9/2024).
“Harus maju karena ini penugasan dari partai, kewajiban dari partai. Saya kader partai sudah 30 tahun, jadi saya terbiasa. Ketika sudah penugasan partai, Saya tidak menghitung kanan-kiri, tidak menghitung menang-kalah, atau punya tidaknya uang atau dengan siapa dipasangkan,” ujar Jeje.
Jeje juga menekankan bahwa pencalonannya tidak hanya penugasan partai, tetapi ia memandangnya sebagai bentuk jihad dalam menegakkan demokrasi.
PDI Perjuangan, lanjutnya, menjadi satu-satunya partai yang berjuang sendiri di tengah koalisi Indonesia Maju (KIM).
“Untung saja, Tuhan menggerakkan hati para hakim MK sehingga PDI Perjuangan bisa mendaftarkan calon,” tambahnya.
Pencalonan Mendadak
Jeje mengisahkan bahwa pencalonannya bersama Ronal Sunandar Surapraja, artis yang dikenal melalui acara komedi “Extravaganza,” terbilang mendadak.
Sekitar pukul 22.30, Jeje menerima telepon yang mengabarkan bahwa ia harus maju sebagai calon gubernur.
“Saya dipastikan harus maju di Pilgub Jabar 2024 pada pukul 23.10, dan saya sempat menggigil. Kaget juga, setelah zoom meeting saya langsung mendaftar,” cerita Jeje.
Dengan waktu yang hanya tersisa dua bulan, Jeje mengakui bahwa ini tidak rasional. Namun, ia tetap yakin jika Tuhan berkehendak, takdir akan berpihak padanya.
“Tugas saya sekarang adalah berikhtiar, membuat konsep yang realistis. Sampai sekarang saya sudah konsolidasi di 6 kabupaten/kota di Jabar, baru di internal. Setelah tanggal 25 September kita langsung turun ke rakyat, ke pasar, dan tempat lainnya,” jelas Jeje.
Jeje yang saat ini menjabat sebagai Bupati Pangandaran, akan resmi cuti terhitung mulai 25 September 2024, setelah ditetapkan sebagai calon gubernur.
Jawa Barat untuk Semua
Jeje Wiradinata membawa tagline “Jawa Barat Bisa” dan “Jawa Barat untuk Semua” sebagai jawaban atas kondisi Jawa Barat yang menurutnya masih terjadi ketimpangan di berbagai sektor.
Ia menyoroti kesenjangan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Jawa Barat, di mana IPM di beberapa wilayah tinggi tetapi di wilayah lainnya masih banyak yang IPM-nya di bawah 70.
“Orang-orang dari daerah berobatnya ke Bandung, karena kualitas fasilitas kesehatan di sana jauh lebih baik. Begitu juga dengan pendidikan dan infrastruktur, ada kesenjangan yang nyata,” jelas Jeje.
Ia juga menyinggung perbedaan Upah Minimum Regional (UMR) antara wilayah yang maju seperti Bandung dan Karawang dengan daerah-daerah lainnya.
Untuk mengatasi kesenjangan ini, Jeje menyampaikan bahwa salah satu konsep utamanya adalah integrasi antara pemerintah provinsi dan kabupaten/kota, di mana gubernur dan bupati akan berkolaborasi lebih erat dalam hal komunikasi.
Fokus programnya di tahun pertama mencakup empat sektor utama, yaitu kesehatan, infrastruktur, pendidikan, dan desa.
“Ke depannya, gubernur dan bupati harus satu suara, terutama dalam menentukan kebijakan anggaran,” lanjutnya.
Optimisme di Ciamis
Usai kegiatan, Ketua DPC PDI Perjuangan Ciamis, Nanang Permana, menyatakan optimisme bahwa pasangan Jeje Wiradinata-Ronal Sunandar Surapraja bisa meraih kemenangan di Ciamis.
Pada Pemilu Legislatif 2024, PDI Perjuangan di Ciamis meraih 118 ribu suara, dan Nanang yakin suara tersebut akan mendukung Jeje dalam Pilgub mendatang.
“Saya yakin 118 ribu suara ini akan masuk semua ke Pak Jeje. Selain itu, kita sedang meraih elemen-elemen di luar PDI Perjuangan untuk menambah suara lebih banyak,” kata Nanang.
Nanang juga meminta para kader PDI Perjuangan di Ciamis untuk tetap solid dan tidak mempermasalahkan siapa yang diusung partai, tetapi fokus pada menjalankan amanah dari Ketua Umum partai.
“Yang harus dilihat adalah siapa yang menandatangani surat rekomendasi itu. Kehormatan Ketua Umum adalah yang utama. Apapun yang terjadi, kita akan berjuang sebaik mungkin,” tegas Nanang.
Muskercabsus ini juga dihadiri oleh pasangan Herdiat-Yana, calon bupati dan wakil bupati Ciamis yang diusung PDI Perjuangan. Kehadiran mereka, menurut Nanang, adalah bagian dari strategi politik untuk memastikan dukungan penuh dari seluruh unsur partai.
“Untuk meyakinkan Pak Herdiat-Yana bahwa semua unsur PDI Perjuangan Ciamis mendukung mereka, maka kita hadirkan secara fisik, tatap muka,” kata Nanang.
Acara ini dihadiri oleh 600 orang lebih kader PDI Perjuangan Ciamis, yang terdiri dari pengurus 27 PAC, para ketua ranting, dan sayap partai.***