Evaluasi Program P2WKSS di Tanjungsari: Perempuan Sebagai Penggerak Pembangunan Desa

Desa Tanjungsari, Kecamatan Sadananya, menjadi tuan rumah Evaluasi Program Terpadu Peningkatan Peranan Wanita Menuju Keluarga Sehat Sejahtera (P2WKSS) tingkat Provinsi Jawa Barat. (Foto: Istimewa)
Desa Tanjungsari, Kecamatan Sadananya, menjadi tuan rumah Evaluasi Program Terpadu Peningkatan Peranan Wanita Menuju Keluarga Sehat Sejahtera (P2WKSS) tingkat Provinsi Jawa Barat. (Foto: Istimewa)
banner 120x600
banner 468x60

CIAMIS,- Desa Tanjungsari, Kecamatan Sadananya, menjadi tuan rumah Evaluasi Program Terpadu Peningkatan Peranan Wanita Menuju Keluarga Sehat Sejahtera (P2WKSS) tingkat Provinsi Jawa Barat, Rabu (4/12/2024).

Program ini bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa melalui pemberdayaan perempuan, baik di lingkungan domestik maupun publik.

banner 325x300

Perempuan Kunci Kemajuan Desa

Pj Bupati Ciamis, Budi Waluya, menekankan pentingnya peran perempuan dalam pembangunan masyarakat desa.

Ia menyebutkan bahwa Program P2WKSS menjadi langkah strategis untuk mewujudkan keluarga yang sehat, sejahtera, dan bahagia.

“Melalui program ini, kita ingin meningkatkan rasa percaya diri, kemampuan, dan peran aktif perempuan. Mereka harus mampu menjadi agen perubahan, baik di lingkungan domestik maupun publik,” ujar Budi.

Dia menambahkan bahwa pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta melaksanakan program ini secara kolaboratif.

Pemerintah berperan sebagai fasilitator, sedangkan masyarakat didorong untuk memanfaatkan potensi yang ada di desanya.

“Kegiatan ini menunjukkan sinergi lintas sektor, mulai dari kabupaten hingga tingkat desa, dengan keluarga sebagai fokus utama,” katanya.

Desa Tanjungsari Jadi Model Kolaborasi

Kepala DP2KBP3A Ciamis, Dian Budiana, menjelaskan bahwa Desa Tanjungsari dipilih untuk program P2WKSS karena potensinya yang besar dan lokasinya yang strategis.

“Program ini diawali dengan pemetaan masalah di desa, kemudian dengan musyawarah lintas sektor, dan selanjutnya ada intervensi langsung dari berbagai OPD untuk menyelesaikan permasalahan,” jelas Dian.

Sebagai bagian dari program, Sekolah Perempuan Jawa Barat (Sekoper Jabar) juga dilibatkan untuk memberikan pelatihan kepada 100 perempuan usia 15–50 tahun.

Pelatihan ini bertujuan meningkatkan daya saing perempuan dan mempersiapkan mereka menjadi motor pembangunan desa.

“Desa Tanjungsari telah kami tetapkan sejak setahun lalu. Program ini dimulai dengan pemetaan masalah desa, diikuti musyawarah lintas sektor, dan intervensi langsung dari OPD untuk menyelesaikan permasalahan,” jelas Dian.

Dian menambahkan bahwa program ini berhasil menghimpun dana sebesar Rp960 juta, berkat kerja sama pemerintah, CSR, dan partisipasi masyarakat.

Anggaran tersebut digunakan untuk menyelesaikan berbagai permasalahan, mulai dari pengelolaan sampah, peningkatan gizi, perbaikan infrastruktur, hingga pengembangan fasilitas keagamaan dan pendidikan.

“Program ini memunculkan inovasi lokal, seperti pengelolaan sampah yang lebih baik dan peningkatan fasilitas umum. Semua dilakukan bersama masyarakat, termasuk tokoh agama dan pemuda desa,” ungkapnya.

Membangun Desa Melalui Peran Perempuan

Melalui program ini, perempuan di Desa Tanjungsari diharapkan tidak hanya menjadi pendukung, tetapi juga penggerak utama pembangunan desa.

Mereka dilatih untuk memiliki daya saing tinggi dan mampu berkontribusi dalam setiap program pembangunan.

“Kami ingin perempuan di sini berdaya dan menjadi motor penggerak pembangunan. Harapannya, perekonomian desa terus tumbuh dan pelayanan publik semakin baik,” ujar Dian.

Program P2WKSS di Desa Tanjungsari menjadi contoh nyata bagaimana kolaborasi lintas sektor dapat menciptakan perubahan positif, dengan perempuan sebagai pusat pemberdayaan.***

Views: 0

Views: 0

banner 325x300