Jambore Pengelola Desa Wisata Ciamis, Ruang Kolaborasi Bangun Pariwisata Berbasis Masyarakat

Kegiatan ini menjadi ajang penting untuk mempertemukan para pelaku desa wisata dalam satu ruang dialog dan kolaborasi, demi memperkuat pembangunan pariwisata yang berbasis masyarakat

Jambore Pengelola Desa Wisata Ciamis, Ruang Kolaborasi Bangun Pariwisata Berbasis Masyarakat. (Foto: Abid/berandaperistiwa.com)
Jambore Pengelola Desa Wisata Ciamis, Ruang Kolaborasi Bangun Pariwisata Berbasis Masyarakat. (Foto: Abid/berandaperistiwa.com)
banner 120x600
banner 468x60

Ciamis, Berandaperistiwa.com,- Para pengelola desa wisata se-Kabupaten Ciamis berkumpul dalam kegiatan Jambore Pengelola Desa Wisata yang digelar di Jinju Asia Park, Kecamatan Cisaga, Rabu (28/5/2025).

Kegiatan ini menjadi ajang penting untuk mempertemukan para pelaku desa wisata dalam satu ruang dialog dan kolaborasi, demi memperkuat pembangunan pariwisata yang berbasis masyarakat.

banner 325x300

Selain sebagai ruang berbagi pengalaman, jambore ini juga dirangkaikan dengan pengukuhan kepengurusan Forum Komunikasi Desa dan Kampung Wisata (FORDEKA) Galuh Ciamis periode 2025–2030.

“Jambore ini tidak hanya seremonial, tetapi juga forum untuk memperkuat sinergi dan menyamakan visi dalam pengembangan desa wisata. Kita ingin ada percepatan, tapi dengan tetap menjaga kualitas dan keberlanjutan,” ujar Kepala Bidang Destinasi Wisata Dinas Pariwisata Ciamis, Dian Kusdiana, yang juga bertindak sebagai ketua pelaksana kegiatan.

Ajang Tukar Gagasan

Dian menambahkan, kegiatan jambore diikuti oleh para kepala desa dan pengelola dari 57 desa wisata yang sudah memiliki SK resmi dari Bupati Ciamis.

Dari jumlah tersebut, 11 desa berstatus berkembang.

“Ini menjadi ruang untuk tukar pikiran secara langsung. Kami ingin para kepala desa dan pengelola bisa saling memberi masukan, melihat kelebihan dan kekurangan satu sama lain, serta memperkuat pemahaman tata kelola pariwisata yang baik,” ujar Dian.

Menurutnya, pengelolaan desa wisata saat ini tidak bisa dilakukan secara parsial.

Pendekatan kolaboratif yang melibatkan masyarakat, akademisi, pelaku usaha, dan pemerintah menjadi penting untuk menjawab berbagai tantangan pariwisata daerah.

Penguatan SDM dan Strategi Wisata Terintegrasi

Dalam sambutannya, Sekretaris Dinas Pariwisata Ciamis, Ahmad Yani, menyampaikan bahwa kegiatan jambore juga dimaksudkan untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia.

Para peserta dibekali berbagai materi dari narasumber ahli yang relevan, mulai dari strategi promosi, pengelolaan paket wisata, hingga pelestarian budaya dan lingkungan.

“Kami ingin desa wisata tidak berjalan sendiri-sendiri. Melalui forum seperti ini, kita bisa membangun rute wisata terintegrasi, mengembangkan potensi lokal yang unik, dan memperkuat koordinasi lintas wilayah,” katanya.

Ia juga menegaskan pentingnya partisipasi aktif masyarakat sebagai pelaku utama pengelolaan desa wisata.

“Ketika masyarakat menjadi bagian dari proses, maka kebermanfaatan ekonomi dan sosialnya akan lebih terasa,” tambah Ahmad Yani.

FORDEKA sebagai Jembatan Kolaborasi

Dalam kegiatan tersebut, Eman, Kepala Desa Gunungsari, resmi dikukuhkan sebagai Ketua FORDEKA Ciamis.

Dalam pidatonya, Eman menyatakan bahwa FORDEKA hadir dari semangat kolektif untuk memajukan desa wisata secara terorganisasi dan berkelanjutan.

“FORDEKA akan menjadi jembatan komunikasi antardesa wisata. Kita tidak lagi bicara per desa, tetapi bagaimana membangun jejaring kuat yang saling mendukung. Kualitas harus lebih diutamakan daripada sekadar kuantitas,” ujarnya.

Eman menyoroti pentingnya desa wisata seperti Selamanik di Cipaku yang bisa dijadikan contoh keberhasilan pengelolaan wisata berbasis masyarakat yang telah diakui secara nasional.

Sementara itu, Ketua FORDEKA Jawa Barat, Deni, yang turut hadir dalam jambore menyampaikan apresiasi atas keberadaan 57 desa wisata di Ciamis.

Namun ia juga mengingatkan pentingnya mengaktifkan seluruh desa agar benar-benar berkontribusi dalam ekosistem pariwisata daerah.

“Forum ini bisa jadi katalisator untuk desa-desa lain di Jawa Barat. Jangan hanya ada nama, tapi harus ada aksi nyata. Kualitas pelayanan dan produk wisata harus terus ditingkatkan,” tegasnya.***

Views: 7

Views: 6

banner 325x300

Tinggalkan Balasan