Disebut ‘Beda Level’, SMPN 1 Cisaga Didepak dari Turnamen Voli SMK LPS Ciamis

SMPN 1 Cisaga Tak Diikutsertakan, Piala Bergilir Diambil, Keluarga Besar Sekolah Kecewa

Disebut ‘Beda Level’, SMPN 1 Cisaga Didepak dari Turnamen Voli SMK LPS Ciamis. (Foto: Ist)
Disebut ‘Beda Level’, SMPN 1 Cisaga Didepak dari Turnamen Voli SMK LPS Ciamis. (Foto: Ist)
banner 120x600
banner 468x60

Ciamis, Berandaperistiwa.com,-Suasana semangat dan sportivitas dalam Kejuaraan Bola Voli Antar SMP/MTs Se-Priangan Timur yang digelar oleh SMK LPS Ciamis tercoreng oleh dugaan diskriminasi.

SMP Negeri 1 Cisaga tak diikutsertakan dalam even tahun ini tanpa alasan yang jelas.

banner 325x300

Kecewa Berat

Pelatih voli SMPN 1 Cisaga, Herman mengatakan bahwa pihaknya sangat menyayangkan keputusan tersebut.

Menurutnya, even tahunan yang semestinya terbuka untuk seluruh sekolah tingkat SMP dan MTs se-Priangan Timur justru menghadirkan ketidakadilan.

“SMPN 1 Cisaga tidak diperbolehkan ikut even ini, padahal sebelumnya di gelaran perdana kompetisi ini digelar kami jadi juara,” ujar Herman, Sabtu (17/5/2025).

Herman menjelaskan bahwa pada gelaran perdana, tim putra SMPN 1 Cisaga berhasil menjadi runner-up, sementara tim putri meraih juara pertama.

Piala bergilir saat itu bahkan berada di sekolah mereka.

Namun, ironisnya, piala tersebut diambil kembali oleh pihak penyelenggara dan pada tahun ini, sekolah mereka tidak diikutsertakan sama sekali.

Padahal, saat technical meeting yang mempertemukan perwakilan sekolah peserta, sempat dilakukan voting.

Hasilnya, empat sekolah menyatakan setuju agar SMPN 1 Cisaga ikut serta, dan hanya satu yang tidak setuju.

Meski demikian, keputusan panitia tetap tidak mengikutsertakan SMPN 1 Cisaga.

“Kalau dilihat dari nama turnamennya ‘Se-Priangan Timur’, seharusnya sekolah kami yang berada di Kecamatan Cisaga, Ciamis, termasuk dalam cakupan itu. Sekolah lain, seperti dari Sumedang, Pangandaran, dan Tasikmalaya, bisa ikut. Ada apa ini?,” kata Herman.

Padahal Ajang Promosi Sekolah

Kepala SMK LPS Ciamis, H. Didin Asopwan, saat dihubungi via sambungan telepon mengonfirmasi bahwa turnamen tersebut merupakan agenda rutin sekolah sebagai ajang promosi untuk menjaring calon peserta didik.

“Terkait polemik ini, keputusan sudah diambil dalam technical meeting. Tapi untuk tahun depan, saya pastikan SMPN 1 Cisaga akan diikutsertakan,” kata Didin.

Namun jawaban itu tak cukup meredam kekecewaan keluarga besar SMPN 1 Cisaga.

Ketua Komite SMPN 1 Cisaga, Uce Kurniawan, menyebut bahwa sikap penyelenggara sangat disayangkan.

Menurutnya, ini bukan kali pertama sekolahnya diperlakukan seperti itu.

“Sudah beberapa periode seperti ini. Pihak penyelenggara tidak profesional dan tidak mencerminkan semangat fair play,” tegas Uce.

Uce juga membandingkan penyelenggara lain yang lebih terbuka dan bersahabat, seperti MAN Margaharja dan panitia even di Rancah yang tetap memberi ruang kepada SMPN 1 Cisaga untuk berpartisipasi.

Bukan Tentang Juara dan Piala

Lebih lanjut, Uce menyatakan keprihatinannya.

Ia menyebut alasan yang diberikan oleh panitia tidak masuk akal.

Salah satu alasannya adalah keberatan dari sekolah lain.

Bahkan ada pernyataan dari peserta bahwa “level SMPN 1 Cisaga sudah berbeda”, sebuah justifikasi yang menurut Uce bertentangan dengan semangat pendidikan.

“Kalau judul turnamennya antar SMP/MTs se-Priangan Timur, tidak seharusnya kami dikeluarkan. Ini bukan soal level,” tegasnya.

Uce juga menambahkan bahwa tujuan pihaknya mengikuti berbagai turnamen bukan semata-mata mengejar juara, tetapi untuk melihat progres hasil latihan para siswa.

“Bagi kami, juara bukan hanya soal piala. Perubahan dari tidak bisa menjadi bisa, itu makna sesungguhnya dari pendidikan olahraga,” jelasnya.

Keluarga besar SMPN 1 Cisaga berharap kejadian seperti ini tak terulang di masa depan.

Mereka menyerukan agar penyelenggaraan even olahraga pelajar dikembalikan pada semangat kebersamaan, pembinaan, dan pendidikan.

“Even seperti ini seharusnya jadi ruang tumbuh dan berkembang siswa,” tegas Uce.***

Views: 45

Views: 9

banner 325x300