CIAMIS,- Pemkab Ciamis melalui Dinas Kesehatan terus memperkuat upaya penanggulangan HIV dengan strategi komprehensif yang melibatkan berbagai pihak.
Melalui edukasi, pencegahan, serta peningkatan layanan kesehatan, Dinkes Ciamis menargetkan eliminasi HIV pada 2030 sesuai program nasional.
Kolaborasi Lintas Sektor untuk Getting Three Zero
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Ciamis, Dr. H. Yoyo, M.M.Kes, melalui Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) H. Edis Herdis, menegaskan pentingnya sinergi lintas sektor dalam mencapai Getting Three Zero: nihil kasus baru HIV, nihil kematian akibat HIV, serta nihil stigma terhadap Orang dengan HIV/AIDS (ODHA).
“Upaya ini tidak bisa dilakukan pemerintah saja, tetapi perlu dukungan akademisi, dunia usaha, media, dan masyarakat luas,” ujar Edis.
Untuk memperkuat regulasi, Pemkab Ciamis telah menerbitkan Peraturan Bupati (Perbup) No. 75 Tahun 2023 tentang Rencana Aksi Daerah Pencegahan dan Penanggulangan HIV/AIDS, Tuberkulosis, dan Malaria.
Aturan ini menjadi dasar penguatan peran Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) di daerah.
Strategi Pencegahan dan Pengobatan HIV
Lebih lanjut, Edis menyampaikan bahwa pihaknya menerapkan berbagai langkah strategis dalam penanggulangan HIV di Ciamis, di antaranya:
1. Edukasi dan peningkatan kesadaran masyarakat tentang HIV/AIDS.
2. Pencegahan melalui seks aman dan penggunaan jarum suntik steril.
3. Skrining dan diagnosis dini untuk deteksi lebih cepat.
4. Penyediaan terapi antiretroviral (ARV) bagi ODHA
“Kami mendorong masyarakat, terutama kelompok berisiko, untuk melakukan tes HIV secara sukarela. Deteksi dini sangat penting agar pengobatan ARV dapat segera diberikan,” kata Edis.
Selain itu, Pemkab juga mengejar target 95-95-95, yaitu:
- 95% ODHA mengetahui statusnya.
- 95% ODHA mendapatkan pengobatan ARV.
- 95% dari mereka yang menjalani terapi ARV mengalami supresi virus.
Tantangan
Meski berbagai strategi telah diterapkan, lanjut Edis, masih ada beberapa tantangan yang dihadapi.
Rendahnya kesadaran masyarakat untuk melakukan tes HIV dan tingginya angka lost to follow-up (pasien yang berhenti menjalani pengobatan) menjadi kendala utama.
“Kami mengajak semua elemen masyarakat untuk berperan aktif dalam menekan penyebaran HIV. Edukasi dan dukungan sosial sangat penting agar ODHA bisa menjalani hidup sehat tanpa stigma,” tambah Edis.***
Views: 1